TERNATE — Upaya pencarian terhadap seorang anak yang dilaporkan hilang di Sungai Inggoi, Desa Amasing, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, masih terus dilakukan secara intensif. Bocah laki-laki bernama Affan (10) diduga menjadi korban serangan buaya saat berenang di sungai tersebut pada Selasa (16/12/2025) sore. Insiden ini memicu kekhawatiran mendalam warga setempat dan mendorong pengerahan tim pencarian dan pertolongan gabungan.
Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Basarnas Ternate langsung merespons laporan hilangnya korban dengan mengerahkan personel dan sarana pendukung. Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani menjelaskan bahwa berdasarkan informasi awal, Affan diketahui pergi mandi dan berenang di Sungai Inggoi sekitar pukul 16.00 WIT. Namun, tak lama berselang, warga melihat kemunculan seekor buaya yang diduga langsung menerkam korban hingga menghilang dari permukaan air.
“Korban bernama Affan (10), warga Desa Amasing Bacan, dilaporkan pergi berenang di Sungai Inggoi pada Selasa (16/12/2025) sore hari,” kata Iwan Ramdani di Ternate, Rabu (17/12/2025). Ia menambahkan, kejadian tersebut segera dilaporkan warga kepada aparat desa dan pihak terkait setelah korban tidak lagi terlihat.
Laporan resmi terkait insiden ini diterima Basarnas dari Rahmat, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan. Setelah menerima informasi, Basarnas Ternate langsung berkoordinasi dengan Unit Siaga SAR (USS) Halmahera Selatan untuk mempersiapkan operasi pencarian dan pertolongan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pada Selasa malam pukul 21.05 WIT, tim SAR gabungan bergerak menuju lokasi kejadian. Setibanya di tempat, petugas segera melakukan asesmen awal untuk memetakan kondisi lapangan dan potensi risiko yang dihadapi. Penyisiran darat dilakukan di sekitar bantaran sungai, sementara tim lainnya menyisir alur Sungai Inggoi menggunakan perahu karet milik SAR dan long boat milik warga setempat.
Pencarian dilakukan secara menyeluruh dengan mempertimbangkan karakteristik sungai yang dikenal sebagai habitat buaya. Selain menyisir jalur air dan darat, tim SAR juga melibatkan pawang buaya dari desa setempat. Langkah ini diambil untuk meningkatkan peluang evakuasi apabila buaya kembali muncul di sekitar lokasi pencarian.
Namun, proses pencarian tidak berjalan mudah. Tim SAR harus bekerja dengan tingkat kewaspadaan tinggi karena adanya laporan kemunculan buaya lain di sekitar sungai. Kondisi tersebut dinilai berpotensi membahayakan keselamatan petugas yang terlibat langsung di lapangan. Oleh karena itu, setiap pergerakan tim dilakukan dengan prosedur keselamatan ketat dan pengawasan berlapis.
Hingga Rabu (17/12/2025) siang, hasil pencarian belum membuahkan hasil. Meski demikian, operasi SAR terus dilanjutkan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang tersedia. Koordinasi antara Basarnas, BPBD, aparat desa, serta masyarakat setempat terus diperkuat untuk memastikan proses pencarian berjalan efektif dan aman.
Di tengah upaya pencarian, Basarnas Ternate juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bahaya satwa liar, khususnya buaya. Warga yang bermukim di sekitar aliran sungai diminta untuk menghindari aktivitas mandi atau berenang di lokasi yang diketahui menjadi habitat buaya, guna mencegah terulangnya kejadian serupa.
Operasi pencarian akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan, dengan tetap mengedepankan keselamatan seluruh personel yang terlibat serta dukungan masyarakat sekitar. []
Diyan Febriana Citra.

