Bulog Percepat Distribusi Beras ke Papua Pegunungan

Bulog Percepat Distribusi Beras ke Papua Pegunungan

Bagikan:

PAPUA – Upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan di wilayah paling terpencil Papua kembali diperkuat oleh Perum Bulog. Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026, perusahaan pangan milik negara itu mempercepat distribusi beras program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke empat kabupaten yang dikenal memiliki medan ekstrem, yakni Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya.

Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua, Ahmad Mustari, menjelaskan bahwa pola distribusi ke daerah tersebut membutuhkan strategi berbeda, mengingat akses jalan darat yang tidak dapat dijangkau secara konsisten.

“Empat kabupaten ini merupakan daerah pegunungan terpencil yang tidak dapat dijangkau secara konsisten melalui jalur darat, sehingga memerlukan pola distribusi adaptif agar pasokan pangan tetap terjaga jelang Natal dan Tahun Baru 2026,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (09/12/2025).

Salah satu daerah yang menjadi fokus adalah Kabupaten Nduga. Hingga awal pekan ini, Bulog telah menyalurkan 1.250 kilogram beras melalui jalur udara. Selain itu, sebanyak 10.000 kilogram beras lainnya sedang dalam perjalanan menggunakan jalur sungai dan diperkirakan tiba antara 11–13 Desember 2025.

Rantai distribusi serupa juga diterapkan untuk Kabupaten Yahukimo. Bulog mencatat telah mengirimkan 2.000 kilogram beras menggunakan pesawat, ditambah 20.000 kilogram melalui jalur sungai yang diproyeksikan tiba pada rentang waktu sama.

“Pengiriman ini memastikan stok di kedua wilayah tetap aman sembari menunggu kedatangan pengangkutan sungai yang membutuhkan waktu tempuh lebih panjang,” kata Mustari.

Ia menambahkan bahwa seluruh pengiriman dilakukan melalui berbagai moda transportasi: udara, darat, dan sungai. Ketiganya berjalan dengan dukungan penuh dari jajaran kepolisian yang turut membantu proses pengamanan, pendampingan, hingga penyimpanan sementara di gudang filial Bulog.

Penerapan pola multi-moda tersebut juga untuk menjangkau wilayah Pegunungan Bintang dan Intan Jaya, yang kerap menghadapi hambatan berupa cuaca ekstrem serta minimnya sarana transportasi. Di wilayah tersebut, distribusi menjadi tantangan tersendiri karena ketergantungan pada cuaca dan kondisi medan.

Distribusi pangan ini, kata Mustari, merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan). Ia menegaskan bahwa beras SPHP tetap dijual dengan harga yang sama seperti wilayah lain di Indonesia.

“Harga jual beras SPHP di empat wilayah tersebut tetap sama dengan daerah lainnya, yaitu Rp13.500 per kilogram,” tegasnya.

Meskipun biaya logistik di Papua dikenal jauh lebih tinggi, Bulog memastikan tidak ada tambahan biaya yang dibebankan kepada masyarakat. Seluruh pengeluaran angkutan baik jalur udara, darat, maupun sungai ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.

“Distribusi dilakukan secara bertahap dan adaptif, dengan target penyelesaian sebelum masa perayaan Natal, di mana kebutuhan masyarakat meningkat signifikan,” jelas Mustari.

Ia menutup dengan menyampaikan bahwa Bulog akan terus mengoptimalkan seluruh jalur distribusi untuk memastikan masyarakat di Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, dan Intan Jaya mendapat pasokan beras SPHP secara merata.

“Dengan berbagai tantangan medan dan cuaca yang dihadapi, Bulog tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik demi menjamin stabilitas pasokan pangan yang merata di seluruh Papua,” katanya. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews