Depresi Diduga Picu Aksi Bakar Rumah di Maros

Depresi Diduga Picu Aksi Bakar Rumah di Maros

MAROS — Suasana siang di Desa Mangeloreng, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mendadak berubah mencekam saat kobaran api melahap habis sebuah rumah panggung milik warga, Kamis pagi (31/07/2025). Peristiwa ini menyisakan keprihatinan mendalam, bukan hanya karena kerugian materiel yang ditimbulkan, tetapi juga karena latar belakang psikologis pelaku yang diduga membakar rumahnya sendiri.

Rumah kayu yang dihuni seorang pria bernama Ridwan (35) itu dilaporkan terbakar sekitar pukul 08.00 WITA. Api cepat menjalar, dipicu oleh material bangunan yang mudah terbakar serta tiupan angin yang cukup kencang siang itu. Warga sekitar berusaha keras memadamkan api dengan alat seadanya sebelum mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi.

Menurut keterangan sejumlah saksi, Ridwan diduga berada dalam kondisi depresi berat setelah ditinggalkan istri dan anaknya. Ia juga disebut mengalami gangguan kesehatan yang makin memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Informasi ini menjadi latar dugaan bahwa kebakaran tersebut bukan murni kecelakaan, melainkan tindakan yang disengaja oleh pemilik rumah.

Kapolsek Bantimurung, AKP Siswandi, membenarkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran serta motif yang mendasarinya.

“Kami masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan akan memastikan apakah benar rumah tersebut dibakar secara sengaja oleh pemiliknya,” ujar AKP Siswandi kepada wartawan.

Proses pemadaman berlangsung selama kurang lebih 30 menit, setelah empat unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian materiel akibat kebakaran ini diperkirakan melebihi Rp100 juta. Seluruh bangunan rumah dilaporkan hangus tak bersisa.

Warga yang tinggal di sekitar lokasi mengaku terkejut dan prihatin atas peristiwa tersebut. Beberapa di antaranya menyampaikan bahwa Ridwan memang belakangan terlihat menyendiri dan menunjukkan tanda-tanda depresi. Keluarga Ridwan yang sempat mendatangi lokasi berharap agar ada penanganan lebih serius terhadap kesehatan mental sang pria.

“Kalau memang dia sakit jiwa atau depresi, ya harus ada perhatian khusus. Jangan sampai nanti malah kejadian yang lebih buruk,” ujar salah satu kerabat Ridwan.

Peristiwa ini membuka kembali urgensi penanganan kesehatan jiwa di masyarakat, terutama di daerah yang akses layanan psikologisnya masih terbatas. Perhatian terhadap kondisi mental warga tak kalah penting dibanding penanganan fisik atau medis semata. Pemerintah daerah dan lembaga terkait diharapkan hadir lebih aktif dalam upaya pencegahan serta pendampingan warga yang mengalami tekanan psikis. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews