TANJABTIM — Sebuah insiden kecelakaan laut kembali terjadi di wilayah perairan Jambi, kali ini melibatkan dua kapal yang beroperasi di kawasan Sungai Jeruk, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peristiwa yang terjadi pada Kamis malam (24/07/2025) sekitar pukul 22.30 WIB itu mengakibatkan satu orang awak kapal hilang.
Kecelakaan tersebut melibatkan dua jenis kapal dengan muatan berbeda, yakni KM Beringin yang membawa barang kelontong dan sebuah kapal pompong bermuatan kelapa sawit. Dugaan sementara menyebutkan bahwa tabrakan dipicu oleh minimnya pencahayaan di area perairan yang menjadi jalur lintas kapal tersebut.
Kepala Kantor SAR Jambi, Adah Sudarsa, dalam keterangan resminya pada Jumat (25/07/2025), mengungkapkan bahwa laporan kejadian diterima oleh Unit Siaga SAR Nipah Panjang tak lama setelah kecelakaan berlangsung. Merespons hal itu, tim gabungan dari SAR, TNI AL, Polairud, dan masyarakat setempat segera diterjunkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan.
“Dua buah kapal mengalami tabrakan dikarenakan minimnya penerangan,” ujar Adah. Ia menambahkan bahwa dari lima penumpang kapal pompong, empat orang berhasil diselamatkan, sementara satu orang lainnya, seorang remaja bernama Feri (17), masih dinyatakan hilang.
Upaya pencarian terhadap Feri hingga kini masih terus dilakukan. Tim SAR gabungan telah mengerahkan satu regu penyelamat yang terdiri dari empat personel, lengkap dengan peralatan SAR air, komunikasi, navigasi, serta perlengkapan pendukung lainnya. Mereka melakukan penyisiran sepanjang aliran sungai hingga 2,5 kilometer dari lokasi kejadian.
Meskipun cuaca saat itu berawan, kondisi tersebut masih memungkinkan tim SAR untuk terus menyisir area dengan metode pencarian menyeluruh. Penyisiran dilakukan terutama ke arah hilir, karena arus sungai diduga membawa korban menjauh dari titik tabrakan.
Insiden ini menyoroti kembali perlunya peningkatan standar keselamatan pelayaran, terutama di perairan lokal yang masih minim penerangan dan pengawasan. Selain itu, edukasi kepada para operator kapal, khususnya pengguna kapal kecil seperti pompong, menjadi penting agar mengutamakan keselamatan dan penggunaan alat bantu navigasi saat berlayar malam hari.
Tragedi ini juga menjadi pengingat bahwa meski lalu lintas air menjadi bagian penting dari aktivitas logistik dan ekonomi lokal, aspek keselamatan belum mendapat perhatian optimal. Pemerintah daerah maupun otoritas pelayaran diharapkan dapat melakukan evaluasi serta memperkuat regulasi terkait pelayaran malam di kawasan perairan Tanjabtim.
Pencarian terhadap korban hilang akan terus dilakukan hingga ditemukan. Sementara itu, pihak berwenang masih melakukan pendalaman lebih lanjut terkait penyebab pasti insiden tersebut dan kemungkinan adanya pelanggaran prosedur keselamatan pelayaran. []
Diyan Febriana Citra.