Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kolom Abu Tak Terlihat

Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kolom Abu Tak Terlihat

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok kembali meningkat dengan terjadinya erupsi pada Rabu pagi (30/07/2025). Meski kolom abu tidak teramati secara visual, otoritas kebencanaan meminta masyarakat untuk tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi letusan susulan.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Ile Lewotolok, Fajaruddin M. Balido, melaporkan bahwa letusan terjadi pukul 09.28 WITA. Erupsi terekam jelas melalui instrumen seismograf meskipun tidak ada kolom abu yang tampak menjulang ke udara.

“Terjadi erupsi G. Ile Lewotolok pada hari Rabu, 30 Juli 2025, pukul 09:28 WITA. Tinggi kolom erupsi tidak teramati,” tulis Fajaruddin.

Dijelaskan pula bahwa aktivitas tersebut tercatat dengan amplitudo maksimum sebesar 38,5 milimeter dan berlangsung selama 45 detik. Data ini menunjukkan adanya tekanan dari dalam perut gunung yang masih aktif dan berpotensi mengakibatkan letusan berikutnya.

Gunung Ile Lewotolok, yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, berada pada koordinat -8.272°LU dan 123.505°BT dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut. Hingga kini, status gunung ini masih berada di level Siaga (Level III), yang berarti potensi bahaya erupsi masih cukup tinggi dan dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dengan status tersebut, otoritas setempat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius tiga kilometer dari pusat kawah. Zona ini dinilai sebagai kawasan rawan bahaya karena bisa terkena lontaran material pijar, gas beracun, dan potensi aliran lava.

Meski visual kolom erupsi tidak terlihat, kondisi cuaca setempat seperti awan tebal atau kabut dapat menutupi pengamatan langsung. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar lereng gunung diminta mengandalkan informasi dari pos pemantauan dan tidak terpancing oleh isu atau kabar tidak resmi.

Sejumlah desa di kaki gunung, seperti Lamawolo, Jontona, dan Amakaka, sebelumnya telah mengalami dampak letusan besar pada 2020–2021. Kini, warga di wilayah tersebut mulai kembali siaga, dan beberapa titik evakuasi telah disiapkan sebagai langkah antisipasi dini.

Sementara itu, pihak sekolah dan lembaga pelayanan publik di sekitar zona siaga telah diimbau untuk meningkatkan protokol keselamatan, termasuk pelatihan evakuasi dan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas vulkanik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa Gunung Lewotolok merupakan salah satu dari belasan gunung api aktif di Indonesia yang terus dipantau secara ketat karena potensi ancamannya terhadap permukiman warga.

Dengan meningkatnya aktivitas ini, masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap siap menghadapi segala kemungkinan. Otoritas juga mengimbau agar masyarakat selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan memantau pembaruan informasi resmi secara berkala. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews