Erupsi Gunung Semeru 700 Meter, PVMBG Imbau Jaga Jarak Aman

Erupsi Gunung Semeru 700 Meter, PVMBG Imbau Jaga Jarak Aman

LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Pagi hari, Kamis (25/09/2025), gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan erupsi dengan semburan abu setinggi sekitar 700 meter. Meski tidak menimbulkan dampak signifikan, peringatan kewaspadaan kembali ditegaskan kepada warga yang bermukim di sekitar lereng maupun sepanjang jalur aliran lahar.

Pos pantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat erupsi terjadi pukul 06.56 WIB. Petugas pengamat, Yadi Yuliandi, melaporkan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas cukup tebal bergerak ke arah utara.

“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 129 detik,” ujarnya.

Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada pada Level II atau waspada. Artinya, potensi erupsi susulan maupun bahaya sekunder seperti banjir lahar tetap harus diantisipasi. PVMBG menekankan agar warga tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak kawah. Selain itu, jarak 500 meter dari tepi sungai yang berhulu di Semeru juga dilarang dimasuki karena berpotensi dilanda awan panas maupun aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.

“Masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” tegas Yadi.

Sejauh ini, laporan kerugian maupun korban jiwa belum ada. Namun, aktivitas vulkanik gunung setinggi 3.676 meter itu kerap menjadi ancaman nyata bagi warga yang menggantungkan hidup di sekitar lereng, termasuk para penambang pasir di aliran sungai. Aparat daerah bersama relawan kebencanaan terus memberikan sosialisasi agar masyarakat mematuhi arahan petugas dan tidak mengabaikan peringatan keselamatan.

Sejarah letusan Semeru menunjukkan aktivitas vulkanik dapat berubah drastis dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana. Selain mematuhi radius aman, warga juga diimbau menyiapkan langkah darurat seperti jalur evakuasi, peralatan perlindungan diri, dan komunikasi cepat antarwarga.

Dengan kondisi status waspada, PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas Semeru dan menginformasikan setiap perubahan kepada publik. Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak termakan isu yang tidak jelas sumbernya, serta menjadikan informasi resmi dari pos pantau sebagai rujukan utama. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah