MATARAM – Suasana dini hari warga Lombok mendadak riuh setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,2 mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (29/08/2025) sekitar pukul 03.36 WITA. Getaran yang muncul cukup kuat, dirasakan merata oleh masyarakat di Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, hingga Kota Mataram.
Sejumlah warga mengaku terbangun akibat guncangan yang datang tiba-tiba. Banyak di antaranya memilih keluar rumah untuk memastikan keselamatan. Meski begitu, hingga kini tidak ada laporan kerusakan berarti yang disampaikan ke pihak berwenang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Mataram menyampaikan, pusat gempa terletak di laut, tepatnya pada koordinat 9,51 derajat lintang selatan dan 116,32 derajat bujur timur, atau sekitar 89 kilometer tenggara Lombok Tengah dengan kedalaman 62 kilometer.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Sumawan, menjelaskan bahwa gempa tersebut berkaitan dengan aktivitas subduksi lempeng. “Jenis gempa ini merupakan gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan pergerakan turun dengan kombinasi mendatar (oblique normal fault),” katanya.
BMKG mencatat skala guncangan berada pada level III MMI. Pada tingkat ini, getaran terasa nyata di dalam rumah, menyerupai sensasi ketika truk besar melintas.
“Laporan masyarakat menunjukkan getaran dirasakan di Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, hingga Kota Mataram. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan,” tambah Sumawan.
Kendati mengejutkan warga, BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Selain itu, monitoring hingga pukul 03.52 Wita atau 15 menit pascagempa tidak mendeteksi adanya aktivitas susulan. Namun, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.
“Monitoring kami belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan. Masyarakat diimbau tetap tenang dan jangan percaya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Sumawan lebih lanjut.
Sebagai langkah pencegahan, BMKG juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati sebelum kembali menempati rumah. Warga diimbau memeriksa bangunan masing-masing untuk memastikan tidak ada keretakan atau kerusakan tersembunyi yang bisa membahayakan. “Periksa dan pastikan bangunan cukup tahan gempa serta tidak mengalami kerusakan akibat getaran sebelum ditempati kembali,” tutupnya.
Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat yang kerap dilanda gempa. Warga diharapkan tidak hanya waspada ketika gempa terjadi, tetapi juga menyiapkan rencana darurat dan memahami jalur evakuasi di lingkungan masing-masing. []
Diyan Febriana Citra.