Gempa 5,5 Guncang Maluku Tenggara

Gempa 5,5 Guncang Maluku Tenggara

MALUKU TENGGARA – Wilayah timur Indonesia kembali diguncang aktivitas seismik. Gempa bumi berkekuatan 5,5 magnitudo terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, pada Rabu dini hari (09/07/2025) pukul 01.56 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa berasal dari laut, tepatnya 135 kilometer barat daya wilayah tersebut, dengan kedalaman 86 kilometer.

Berdasarkan keterangan resmi BMKG, pusat gempa terletak pada koordinat 6.58 Lintang Selatan dan 131.92 Bujur Timur. Meskipun kekuatannya terbilang menengah, BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

“BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG dalam informasi tertulisnya yang dirilis sesaat setelah kejadian.

Sejauh ini belum ada laporan kerusakan signifikan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, getaran dilaporkan terasa cukup kuat di beberapa wilayah pesisir Maluku Tenggara dan membuat sebagian warga terbangun dari tidurnya. Guncangan seperti ini bukan hal baru bagi warga Maluku, yang memang tinggal di salah satu zona seismik aktif di Indonesia.

Sebagai wilayah yang berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, kawasan timur Indonesia, termasuk Maluku Tenggara, kerap mengalami aktivitas gempa bumi. Oleh karena itu, meskipun gempa kali ini tidak menimbulkan tsunami, para ahli dan lembaga kebencanaan mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat akan potensi risiko gempa susulan maupun dampak tidak langsung seperti tanah longsor atau kerusakan struktur bangunan.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta BPBD setempat terus memantau perkembangan pasca-gempa. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, terutama mereka yang tinggal di wilayah perbukitan atau pesisir.

Pemerintah daerah bersama BPBD juga diharapkan meningkatkan sosialisasi dan pelatihan mitigasi gempa kepada masyarakat, termasuk evakuasi mandiri dan tata cara menghadapi bencana secara tepat. Kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi risiko jatuhnya korban apabila gempa kembali terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi.

Gempa ini menjadi pengingat bahwa hidup di daerah rawan gempa membutuhkan kesiapan tidak hanya dari sisi pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif dari warga. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews