TERNATE – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaporkan aktivitas seismik di wilayah Maluku Utara. Pada Selasa (26/08/2025) dini hari, gempa berkekuatan magnitudo 3,6 tercatat mengguncang kawasan barat daya Ternate. Meski kekuatannya terbilang kecil, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kawasan Maluku Utara masih rawan terhadap aktivitas tektonik.
Berdasarkan keterangan resmi BMKG, gempa tersebut terjadi pada pukul 03.22 WIB. Pusat guncangan terletak sekitar 148 kilometer barat daya Ternate dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasi episentrum berada di koordinat 0,33 Lintang Utara dan 126,11 Bujur Timur.
Dalam laporan cepat yang dirilis melalui akun resmi X (Twitter) @infoBMKG, lembaga tersebut menyebutkan “#Gempa Mag:3.6, 26-Aug-2025 03:22:39WIB, Lok:0.33LU, 126.11BT (148 km BaratDaya TERNATE-MALUT), Kedlmn:10 Km #BMKG.”
BMKG menambahkan, data ini masih bersifat sementara karena informasi awal selalu mengutamakan kecepatan. Hasil analisis dapat diperbarui jika terdapat data tambahan yang lebih lengkap.
Meskipun gempa terjadi di laut, BMKG menegaskan tidak ada potensi tsunami. Dengan kekuatan magnitudo yang relatif kecil dan kedalaman dangkal, guncangan gempa kali ini diperkirakan tidak menimbulkan kerusakan maupun korban. Hingga laporan ini disusun, belum ada laporan resmi dari pemerintah daerah maupun masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan.
Ternate merupakan salah satu kota penting di Maluku Utara yang berjarak sekitar 21 kilometer dari Sofifi, ibu kota provinsi. Akses menuju Sofifi biasanya ditempuh lewat perjalanan laut menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Bastiong, Ternate, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Letak geografis Ternate yang berada di jalur pertemuan lempeng tektonik membuat wilayah ini kerap merasakan aktivitas seismik.
Seismolog mencatat bahwa kawasan Maluku Utara, termasuk Ternate, berada di pertemuan Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, dan Lempeng Eurasia. Kondisi inilah yang menjadikan wilayah tersebut masuk kategori rawan gempa bumi. Karena itu, masyarakat setempat diimbau selalu waspada meski gempa yang terjadi tidak selalu menimbulkan kerusakan.
BMKG berulang kali mengingatkan pentingnya edukasi kebencanaan di wilayah rawan gempa. Walaupun gempa kali ini tidak menimbulkan dampak signifikan, masyarakat tetap diharapkan mengetahui langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi guncangan, seperti mencari tempat aman, menjauhi bangunan rapuh, dan memperhatikan jalur evakuasi jika berada di daerah pesisir.
Pemerintah daerah bersama aparat penanggulangan bencana juga terus diminta meningkatkan kesiapsiagaan. Hal ini penting mengingat gempa bumi bisa terjadi kapan saja tanpa tanda-tanda pasti.
Gempa dengan magnitudo kecil sering kali tidak dirasakan oleh masyarakat, tetapi menjadi indikator aktifnya pergerakan lempeng di sekitar wilayah tersebut. Bagi para ahli, data gempa kecil juga penting untuk menganalisis potensi guncangan besar di masa mendatang.
Peristiwa gempa yang melanda barat daya Ternate kali ini memang tidak berbahaya. Namun, kejadian tersebut menjadi pengingat bahwa Maluku Utara tetap berada di jalur rawan bencana alam, sehingga kewaspadaan dan kesiapan masyarakat sangat diperlukan. []
Diyan Febriana Citra.