SUMBA TIMUR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi di wilayah timur laut Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (16/08/2025) pagi.
Waingapu, yang merupakan ibu kota Kabupaten Sumba Timur, berjarak sekitar 391 kilometer garis lurus dari Kupang, ibu kota Provinsi NTT. Getaran gempa kali ini tercatat memiliki magnitudo 4,1.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyebut pusat gempa berada sekitar 41 kilometer di timur laut Waingapu, pada kedalaman 30 kilometer di bawah permukaan laut. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 05.14.31 WIB atau 06.14 Wita. Titik koordinat gempa terdeteksi di 9,32 Lintang Selatan dan 120,42 Bujur Timur.
“#Gempa Mag:4.1, 16-Aug-2025 05:14:31WIB, Lok:9.32LS, 120.42BT (41 km TimurLaut WAINGAPU-NTT), Kedlmn:30 Km #BMKG,” tulis BMKG melalui akun X resminya @infoBMKG. Lembaga tersebut juga memberikan catatan bahwa informasi awal ini mengutamakan kecepatan penyampaian, sehingga hasil pengolahan data masih bersifat sementara dan dapat berubah jika data tambahan telah dianalisis.
Hingga berita ini disusun, belum ada laporan resmi mengenai dampak gempa terhadap masyarakat maupun kerusakan infrastruktur. BMKG juga belum mengeluarkan peringatan dini tsunami karena magnitudo gempa relatif kecil dan berada pada kedalaman menengah.
Masyarakat di wilayah Sumba Timur diminta tetap tenang dan waspada. Pengalaman dari kejadian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun magnitudo gempa tidak terlalu besar, getaran yang terasa di permukaan dapat menimbulkan kekhawatiran, terutama di wilayah dengan struktur bangunan yang tidak tahan gempa.
Gempa bumi di wilayah NTT bukanlah hal baru. Kawasan ini termasuk dalam jalur pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia, sehingga memiliki potensi aktivitas seismik cukup tinggi. Waingapu sendiri beberapa kali mengalami gempa dengan skala ringan hingga sedang dalam beberapa tahun terakhir.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi resmi terkait gempa dan cuaca ekstrem melalui kanal resmi BMKG, baik aplikasi, situs web, maupun media sosial. Dengan begitu, warga bisa mendapatkan data yang akurat dan terhindar dari informasi hoaks yang beredar di media sosial.
Peristiwa gempa pagi ini menjadi pengingat bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa perlu mempersiapkan langkah mitigasi, seperti mengenali jalur evakuasi, menyiapkan tas darurat, dan memastikan kondisi bangunan memenuhi standar keamanan. []
Diyan Febriana Citra.