MALUKU – Guncangan tektonik kembali dirasakan di wilayah timur Indonesia. Pada Rabu pagi, 30 Juli 2025, sekitar pukul 05.07 WIB, gempa bumi bermagnitudo 4,7 mengguncang kawasan Maluku Barat Daya, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Gempa tersebut terjadi di laut, berjarak sekitar 104 kilometer arah timur laut Maluku Barat Daya. Meski tidak begitu besar, kedalaman gempa yang mencapai 148 kilometer menandakan bahwa ini adalah jenis gempa menengah dalam klasifikasi seismik.
“104 km timur laut Maluku Barat Daya,” tulis BMKG dalam unggahan di akun X (Twitter) resminya, memberikan informasi awal kepada masyarakat luas.
Titik koordinat pusat gempa tercatat berada pada 7,52 derajat Lintang Selatan (LS) dan 128,49 derajat Bujur Timur (BT). Hingga laporan ini disusun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak langsung, kerusakan bangunan, maupun korban akibat guncangan tersebut.
Meski tidak menimbulkan kerusakan, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Dalam keterangannya, BMKG juga menyampaikan bahwa informasi awal yang disampaikan bersifat cepat dan sementara.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.
Gempa yang terjadi ini menjadi pengingat bahwa wilayah Maluku dan sekitarnya termasuk dalam zona rawan gempa bumi akibat pertemuan beberapa lempeng aktif, seperti Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Kondisi geografis tersebut menjadikan Maluku Barat Daya sebagai salah satu daerah yang perlu meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana geologi.
Para ahli geologi dan kebencanaan berulang kali mengimbau agar masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir maupun daerah dengan struktur tanah lunak meningkatkan pemahaman akan mitigasi bencana. Sosialisasi gempa bumi serta latihan evakuasi darurat juga dianggap penting untuk dilakukan secara berkala oleh pemerintah daerah dan pihak terkait.
Meskipun gempa kali ini tidak berdampak signifikan, penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol keselamatan ketika terjadi guncangan. Pemerintah daerah juga diharapkan meningkatkan investasi dalam sistem peringatan dini dan edukasi kebencanaan di sekolah-sekolah serta komunitas lokal.
Kejadian ini kembali menegaskan bahwa bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, kesiapan mental, infrastruktur, serta informasi yang cepat dan akurat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko dan dampak dari gempa bumi di masa depan. []
Diyan Febriana Citra.