Gempa M 4,9 Guncang Pendolo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,9 Guncang Pendolo, Tidak Berpotensi Tsunami

PALU – Pendolo, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kembali merasakan guncangan gempa bumi pada Jumat (15/08/2025) pagi. Pusat gempa yang tercatat pada pukul 10.28 WITA itu memiliki magnitudo 4,9 dan bersumber dari darat. Meski cukup terasa di sejumlah wilayah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini tidak memicu potensi tsunami.

Berdasarkan hasil analisis, episenter gempa terletak sekitar 3 kilometer di arah barat laut Pendolo, dengan kedalaman hanya 5 kilometer. Kondisi ini membuat gempa tergolong dangkal. Kepala Stasiun Geofisika Palu, Sujabar, mengungkapkan bahwa penyebab guncangan kali ini adalah aktivitas sesar aktif di zona Sesar Poso.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif setempat, yaitu zona Sesar Poso,” kata Sujabar dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan, gempa ini masih berkaitan dengan rentetan gempa susulan yang dipicu gempa utama bermagnitudo 5,7 pada 24 Juli 2025 lalu. Fenomena seperti ini, menurutnya, umum terjadi di wilayah yang berada dekat jalur sesar aktif.

Dari laporan warga, getaran gempa di Pendolo tercatat pada skala intensitas III-IV MMI. Artinya, getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah, hingga menyebabkan pintu dan jendela berderik. Sementara itu, wilayah Masamba, Tomoni Timur, dan Wotu merasakan guncangan dengan intensitas II-III MMI, yang digambarkan seperti getaran dari truk besar yang melintas.

“Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa tersebut,” jelas Sujabar. BMKG juga mencatat hingga pukul 10.44 WITA belum terdeteksi adanya gempa susulan (aftershock).

Kendati tidak menimbulkan kerusakan, BMKG mengimbau masyarakat tetap berhati-hati dan menghindari bangunan yang retak atau mengalami kerusakan.

“Masyarakat diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa sebelum kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.

Imbauan ini juga mencakup larangan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Sujabar menegaskan pentingnya masyarakat mengandalkan informasi resmi dari BMKG atau instansi berwenang agar tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu.

Peristiwa ini kembali mengingatkan masyarakat Sulawesi Tengah bahwa daerah tersebut termasuk rawan gempa karena berada di jalur pertemuan lempeng tektonik dan memiliki banyak sesar aktif. Meski sebagian besar gempa berintensitas kecil hingga menengah, kesiapsiagaan tetap menjadi hal penting. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews