BANTEN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaporkan aktivitas kegempaan di wilayah barat daya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pada Selasa (02/12/2025) pagi. Informasi tersebut dirilis BMKG melalui kanal resmi mereka beberapa saat setelah gempa terekam.
Sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang memiliki kewenangan dalam pemantauan atmosfer dan geofisika, BMKG bertanggung jawab memastikan masyarakat memperoleh informasi akurat mengenai perubahan cuaca, kondisi iklim, hingga aktivitas gempa bumi dan potensi tsunami. Laporan rutin mengenai guncangan bumi ini menjadi salah satu elemen penting dalam mitigasi bencana, terutama di kawasan yang memiliki kerentanan seismik tinggi seperti Banten.
Gempa yang terjadi di sekitar Sumur tercatat memiliki magnitudo 3,4. Penjelasan BMKG menyebutkan bahwa magnitudo merupakan ukuran energi yang dilepaskan dari sumber gempa di dalam bumi, dan angka tersebut diperoleh dari pengukuran seismograf yang memonitor getaran secara realtime. Dengan demikian, setiap gempa, meskipun berintensitas kecil, tetap tercatat dalam sistem pemantauan nasional.
Laporan awal menyebutkan gempa terjadi sekitar pukul 05.21 WIB. Titik guncangan berada pada koordinat 6,88 Lintang Selatan dan 105,34 Bujur Timur, atau berada sekitar 35 kilometer dari barat daya Kecamatan Sumur. Pusat gempa berada pada kedalaman 24 kilometer, kedalaman yang masuk kategori menengah yang umumnya menimbulkan guncangan ringan.
Kecamatan Sumur sendiri berada di bagian selatan Kabupaten Pandeglang dan berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten. Wilayah ini sering menjadi perhatian karena lokasi geografisnya yang dekat dengan zona subduksi Selat Sunda, salah satu kawasan rawan gempa di Indonesia.
Informasi mengenai gempa ini juga dibagikan BMKG melalui platform X di akun resmi @infoBMKG. Dalam unggahan tersebut, BMKG menuliskan, “#Gempa Mag:3.4, 02-Dec-2025 05:21:32WIB, Lok:6.88LS, 105.34BT (35 km BaratDaya SUMUR-BANTEN), Kedlmn:24 Km #BMKG.” Unggahan itu juga disertai penjelasan bahwa data awal bersifat cepat dan berpotensi mengalami revisi seiring bertambahnya data seismik yang masuk.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.
Hingga laporan ini diturunkan, belum ada informasi mengenai dampak kerusakan ataupun guncangan yang dirasakan masyarakat. Mengingat wilayah Pandeglang dan sekitarnya pernah terdampak aktivitas seismik signifikan di masa lalu, publik diimbau tetap waspada dan mengikuti pembaruan resmi yang diberikan BMKG.
Dengan adanya informasi yang cepat dan terverifikasi seperti ini, BMKG berharap masyarakat dapat mengambil langkah antisipatif bila diperlukan, serta memahami bahwa aktivitas gempa merupakan bagian dari dinamika alam yang terus dipantau secara sistematis. []
Diyan Febriana Citra.