SUMBAWA – Getaran gempa bumi kembali dirasakan warga di wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (31/10/2025) pagi. Gempa dengan kekuatan Magnitudo 3,6 mengguncang kawasan Pulau Panjang sekitar pukul 06.04 WIB.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak di kedalaman 10 kilometer dengan episenter berjarak sekitar 14 kilometer barat laut Pulau Panjang, tepatnya di koordinat 8.35 Lintang Selatan dan 116.81 Bujur Timur.
“Gempa Mag:3.6, 31-Oct-2025 06:04:32WIB, Lok:8.35LS, 116.81BT (14 km Barat Laut PULAUPANJANG-NTB), Kedlmn:10 Km,” tulis akun resmi BMKG di platform X, dikutip Jumat pagi.
Meski tergolong gempa dangkal, peristiwa ini tidak menimbulkan kepanikan yang signifikan di kalangan masyarakat. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat guncangan tersebut. Sejumlah warga di sekitar Pulau Panjang dan Sumbawa Besar hanya merasakan getaran ringan yang berlangsung dalam waktu singkat.
BMKG menjelaskan bahwa gempa berkekuatan kecil seperti ini merupakan bagian dari aktivitas tektonik lokal yang kerap terjadi di wilayah NTB. Daerah tersebut termasuk salah satu zona seismik aktif di Indonesia, karena terletak di antara pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Kendati demikian, BMKG tetap mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. “Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Pihak berwenang di NTB juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi, terutama yang beredar di media sosial. Warga diminta hanya mengacu pada informasi resmi BMKG atau otoritas kebencanaan daerah.
Gempa ringan seperti ini, menurut sejumlah ahli, bisa menjadi pengingat penting bagi masyarakat pesisir untuk selalu memahami prosedur evakuasi dan mitigasi bencana. Wilayah NTB yang kerap diguncang gempa, seperti Sumbawa, Lombok, dan sekitarnya, memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap aktivitas tektonik dan potensi tsunami.
Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dinilai menjadi langkah penting agar warga lebih siap menghadapi kondisi serupa di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.

