MELONGUANE – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan di wilayah Sulawesi Utara. Gempa berkekuatan magnitudo 5,8 terjadi di kawasan Melonguane pada Senin (22/12/2025) dini hari, tepatnya pukul 00.53 WIB. Peristiwa tersebut sempat mengejutkan warga yang tengah beristirahat, meskipun tidak berlangsung lama.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut dengan jarak cukup jauh dari daratan. Episentrum gempa tercatat berada sekitar 492 kilometer timur laut Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 10 kilometer. Kedalaman yang relatif dangkal ini membuat getaran gempa dapat dirasakan di sejumlah wilayah, terutama di kawasan pesisir dan pulau-pulau sekitarnya.
BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada, serta tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hingga beberapa saat setelah kejadian, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut.
Sejumlah warga Melonguane mengaku sempat merasakan guncangan ringan hingga sedang. Getaran dirasakan seperti hentakan singkat yang membuat beberapa perabot rumah tangga bergoyang. Namun, sebagian besar warga memilih tetap berada di dalam rumah karena guncangan tidak berlangsung lama dan tidak disertai suara gemuruh yang kuat.
Wilayah Sulawesi Utara dikenal sebagai salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik aktif, termasuk Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Filipina. Aktivitas tektonik di kawasan ini kerap memicu gempa bumi dengan kekuatan bervariasi, baik yang terjadi di darat maupun di laut.
BMKG terus memantau perkembangan aktivitas seismik di wilayah tersebut. Masyarakat diminta untuk memastikan bangunan tempat tinggal dalam kondisi aman dan mengikuti standar konstruksi tahan gempa, terutama bagi wilayah yang berada di zona rawan. Selain itu, warga juga diimbau untuk memahami langkah-langkah mitigasi bencana sebagai upaya mengurangi risiko apabila gempa terjadi sewaktu-waktu.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait tetap bersiaga untuk melakukan pemantauan lanjutan. Aparat di tingkat kecamatan dan kelurahan juga diminta melaporkan apabila ditemukan dampak gempa di wilayah masing-masing. Hingga saat ini, situasi di Melonguane dilaporkan kondusif dan aktivitas masyarakat kembali berjalan normal.
BMKG kembali mengingatkan masyarakat agar selalu mengakses informasi resmi melalui kanal komunikasi lembaga pemerintah, seperti situs web dan media sosial BMKG. Informasi yang cepat dan akurat dinilai penting untuk menghindari kepanikan serta penyebaran kabar bohong di tengah masyarakat.
Kejadian gempa ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan bencana perlu terus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah dengan tingkat aktivitas seismik tinggi. Dengan kesiapan yang baik, dampak gempa bumi diharapkan dapat diminimalkan. []
Diyan Febriana Citra.

