Gempa Pagi Guncang Maluku, BMKG: Pusat di Laut 91 Km dari Buru

Gempa Pagi Guncang Maluku, BMKG: Pusat di Laut 91 Km dari Buru

MALUKU — Aktivitas tektonik kembali mengguncang wilayah timur Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi bermagnitudo 4,4 yang terjadi di barat daya Pulau Buru, Provinsi Maluku, pada Rabu (08/10/2025) pagi. Gempa tersebut menjadi pengingat bahwa kawasan Maluku masih berada di jalur seismik aktif yang kerap mengalami pergerakan lempeng bumi.

Berdasarkan informasi resmi BMKG, getaran gempa terdeteksi pada pukul 05.46.53 WIB dengan pusat gempa berada di laut, sekitar 91 kilometer barat daya Buru, pada koordinat 3,93 Lintang Selatan dan 126,62 Bujur Timur.

“#Gempa Mag:4.4, 08-Oct-2025 05:46:53WIB, Lok:3.93LS, 126.62BT (91 km BaratDaya BURU-MALUKU), Kedlmn:232 Km #BMKG,” demikian keterangan yang disampaikan lembaga tersebut melalui akun resminya di platform X, @infoBMKG.

BMKG juga menjelaskan bahwa gempa berada pada kedalaman 232 kilometer dan termasuk kategori gempa menengah. Dengan kedalaman tersebut, getaran biasanya dirasakan lemah di permukaan dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan. Sejauh ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa.

Kabupaten Buru, yang menjadi wilayah terdekat dengan pusat gempa, terletak di Pulau Buru dengan ibu kota di Namlea, di pesisir timur laut pulau tersebut. Dari Namlea ke Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, berjarak sekitar 210 kilometer.

Sebagai wilayah yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik, Maluku kerap mengalami aktivitas gempa bumi akibat interaksi tiga lempeng besar dunia, yakni Lempeng Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia. Karena itu, BMKG terus mengingatkan masyarakat di daerah rawan gempa untuk meningkatkan kewaspadaan serta memahami langkah-langkah mitigasi bencana.

Dalam pernyataan tertulisnya, BMKG menegaskan bahwa informasi gempa yang disampaikan bersifat cepat untuk kebutuhan publik.

“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG sebelumnya juga telah menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap informasi gempa agar tidak menimbulkan kepanikan. Meski magnitudo 4,4 tergolong kecil, setiap aktivitas seismik perlu dipantau untuk mengantisipasi gempa susulan.

Masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari BMKG melalui kanal digital seperti situs web dan akun media sosial @infoBMKG. Pemerintah daerah juga diharapkan memperkuat kesiapsiagaan dengan sosialisasi mitigasi bencana, mengingat wilayah Maluku merupakan salah satu kawasan paling aktif secara geologis di Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews