PASURUAN – Kebakaran hebat melanda sebuah gudang produksi mebel tradisional di Desa Keboncandi, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (26/08/2025). Insiden itu menyebabkan seluruh isi gudang, termasuk furnitur siap kirim, musnah dilalap api.
Gudang yang diketahui milik seorang pengusaha bernama H. Abu itu menyimpan berbagai produk mebel berbahan kayu dan spons. Menurut warga sekitar, api mulai terlihat menjalar dari bagian tengah gudang, lalu dengan cepat membesar karena tumpukan kayu dan bahan baku mudah terbakar.
Nikmah, seorang warga yang tinggal bersebelahan dengan lokasi kejadian, mengaku panik ketika melihat api kian membesar. “Ya tadi saya sempat panik, karena apinya sangat besar. Khawatir merembet ke rumah,” ungkapnya. Ia bersama warga lain segera meminta pertolongan pada pihak pemadam kebakaran.
Tidak lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran dari Satpol PP Kabupaten Pasuruan tiba di lokasi. Dibantu sejumlah karyawan mebel, petugas berupaya keras mencegah api menjalar ke bangunan lain.
“Kami juga berupaya agar kebakaran tidak merembet ke bangunan lain. Untuk penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan,” jelas Kasi Damkar Satpol PP Kabupaten Pasuruan, Bachtiar Hendrasyoko.
Butuh waktu sekitar dua jam bagi petugas untuk melokalisir dan memadamkan api yang melahap gudang berukuran 480 meter persegi tersebut. Namun, seluruh barang di dalamnya, mulai dari kursi sofa, kursi kayu, hingga bahan spons siap kirim, tidak dapat diselamatkan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Saat kebakaran terjadi, aktivitas produksi di gudang sedang berhenti sehingga tidak ada pekerja yang berada di dalam. Meski begitu, kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta akibat seluruh produk dan sebagian besar bahan baku hangus terbakar.
Pascakebakaran, sejumlah warga masih terlihat berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada bara api tersisa. Beberapa di antara mereka turut prihatin atas musibah yang menimpa usaha milik H. Abu, mengingat gudang tersebut menjadi sumber penghasilan bagi banyak pekerja lokal.
Hingga kini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kebakaran. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, mengingat di gudang tersebut banyak kabel dan peralatan mesin yang digunakan untuk memproduksi furnitur. Namun, hasil resmi baru akan diumumkan setelah penyelidikan rampung.
Musibah ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keselamatan kerja, khususnya pada usaha yang berhubungan dengan bahan mudah terbakar seperti kayu dan spons. Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan inspeksi rutin terhadap tempat usaha sejenis untuk mengantisipasi potensi kebakaran di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.