Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 3 Km

Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Warga Diminta Jauhi Radius 3 Km

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meningkat setelah gunung setinggi 1.823 meter di atas permukaan laut itu mengalami letusan pada Rabu (03/09/2025) pukul 08.31 WITA.

Menurut laporan petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Boby Lamanepa, letusan kali ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 5,1 mm dan berlangsung selama 54 detik. Erupsi tersebut memuntahkan abu vulkanik setinggi 400 meter di atas puncak, dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu yang cenderung bergerak ke arah barat.

“Diimbau masyarakat yang berada di sekitar untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit akibat abu vulkanik,” ujar Boby, Rabu pagi.

Data periode pengamatan dari pukul 00.00 hingga 06.00 Wita menunjukkan bahwa gunung ini tidak hanya sekali mengalami aktivitas signifikan. Dalam kurun waktu enam jam, tercatat 32 kali letusan, 57 kali gempa embusan, serta enam kali tremor non-harmonika. Beberapa di antaranya menghasilkan kolom abu setinggi 100–200 meter dengan warna asap putih dan kelabu. Selain itu, teramati pula leleran lava yang mengalir ke arah barat dan barat daya, meski alirannya masih berada di dalam kawah utama.

Boby menegaskan bahwa status aktivitas Ile Lewotolok masih berada pada level III atau siaga. Dengan kondisi ini, warga dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi demi menghindari risiko terkena lontaran material pijar maupun paparan abu pekat.

Gunung Ile Lewotolok memang dikenal aktif dalam beberapa tahun terakhir. Frekuensi letusan yang cukup tinggi membuat masyarakat sekitar harus terbiasa hidup berdampingan dengan ancaman erupsi. Meski sebagian besar letusan tidak menimbulkan korban jiwa, dampak berupa hujan abu dan potensi gangguan pernapasan menjadi perhatian utama bagi warga.

Sejumlah desa di sekitar lereng gunung, terutama yang berada di jalur sebaran abu, kembali diingatkan untuk selalu waspada. Masker, kacamata pelindung, dan persediaan air bersih menjadi kebutuhan vital ketika aktivitas gunung meningkat.

Hingga kini, belum ada laporan korban akibat letusan terbaru ini. Namun, otoritas setempat bersama BNPB dan BPBD Lembata tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan adanya erupsi susulan dengan skala lebih besar.

Kondisi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api aktif perlu terus meningkatkan kewaspadaan serta disiplin mengikuti imbauan petugas. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews