LEMBATA – Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan. Dalam satu hari, gunung berketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut ini tercatat mengalami 11 kali erupsi pada Rabu (23/07/2025).
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Fajaruddin M. Balido, menjelaskan bahwa seluruh letusan terekam seismograf dengan amplitudo antara 6,6 hingga 21,4 mm dan durasi letusan berkisar antara 35 sampai 47 detik. “Teramati 11 kali letusan dengan tinggi 100-400 meter dan warna asap putih dan kelabu,” ujar Fajaruddin pada Rabu pagi.
Letusan juga disertai dentuman dan suara gemuruh dengan intensitas bervariasi, mulai dari lemah hingga kuat. Secara visual, kondisi gunung terpantau jelas hingga kabut ringan. Asap kawah yang keluar terlihat berwarna putih dengan intensitas tipis dan mencapai ketinggian 25-50 meter di atas puncak kawah.
Selain letusan, data seismik mencatat 24 kali gempa embusan dan satu kali gempa vulkanik dalam pada hari yang sama. Cuaca di sekitar kawasan gunung relatif cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah tenggara dan barat. Suhu udara di area puncak berkisar antara 23 hingga 25 derajat Celsius.
Peningkatan aktivitas vulkanik ini menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, Fajaruddin mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi.
“Waspadai potensi ancaman bahaya dari guguran dan longsoran lava serta awan panas dari sektor selatan, tenggara, barat, dan timur laut,” pintanya.
Hingga kini, status aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih berada pada Level III (Siaga). Kondisi ini berarti potensi bahaya seperti lontaran material pijar, awan panas, atau guguran lava bisa terjadi sewaktu-waktu.
Peringatan ini tidak hanya berlaku bagi warga yang bermukim di kaki gunung, tetapi juga bagi para pendaki dan wisatawan yang tertarik menjelajahi kawasan gunung api tersebut. Aktivitas pendakian sebaiknya ditunda hingga situasi dinyatakan aman oleh otoritas vulkanologi.
Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat pun telah diinstruksikan untuk siaga penuh. Sosialisasi dan penyebaran informasi terus dilakukan guna memastikan masyarakat tetap terinformasi dengan baik terkait potensi bahaya yang bisa muncul secara tiba-tiba.
Dengan sejarah letusan yang pernah menyebabkan gangguan pada penerbangan dan mengganggu kehidupan masyarakat sekitar, Gunung Ile Lewotolok saat ini kembali menjadi titik fokus pemantauan vulkanologi nasional. Semua pihak diimbau untuk tetap tenang, namun tidak lengah, dan mematuhi seluruh instruksi dari pihak berwenang. []
Diyan Febriana Citra.