Gunung Ile Lewotolok Meletus 42 Kali, Warga Diminta Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 42 Kali, Warga Diminta Siaga

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menunjukkan peningkatan. Dalam rentang waktu enam jam, mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WITA pada Jumat (11/07/2025), gunung api ini mengalami letusan sebanyak 42 kali.

Data tersebut disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel, dalam laporan resminya. Ia menjelaskan bahwa tinggi kolom letusan bervariasi antara 200 hingga 400 meter, dengan asap berwarna putih hingga kelabu.

“Teramati 42 kali letusan dengan tinggi 200-400 meter dan warna asap putih dan kelabu,” ungkap Yeremias, Jumat pagi.

Letusan tersebut disertai gempa dengan amplitudo antara 16,3 hingga 40 mm, berdurasi 33 sampai 50 detik. Selain itu, juga terekam 26 gempa embusan dengan amplitudo 1,9 hingga 11,6 mm dan durasi 21 sampai 37 detik. Suara dentuman terdengar, dengan intensitas bervariasi dari lemah hingga cukup kuat.

Secara visual, kondisi gunung terlihat jelas meski sempat tertutup kabut tipis. Cuaca di sekitar gunung tergolong cerah, suhu udara berkisar antara 23 hingga 25 derajat Celsius dengan angin bertiup pelan ke arah barat.

Meskipun aktivitas vulkanik tergolong tinggi, keberadaan asap kawah belum terpantau secara signifikan. Namun, potensi ancaman tetap tinggi mengingat status aktivitas gunung yang kini berada pada Level III (Siaga).

Dalam imbauannya, Yeremias meminta masyarakat, termasuk para pendaki dan petani, agar tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

“Waspadai bahaya guguran material pijar, longsoran lava, serta potensi awan panas, khususnya pada sektor selatan, tenggara, barat, dan timur laut dari kawah gunung,” jelasnya.

Pemerintah daerah diminta untuk memperkuat sistem peringatan dini dan menyiapkan skenario evakuasi jika intensitas letusan terus meningkat. Aktivitas vulkanik yang terus-menerus ini menjadi pengingat bahwa masyarakat di wilayah sekitar gunung api aktif harus selalu siap siaga menghadapi perubahan kondisi alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews