LEMBATA — Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam kurun waktu enam jam pada Senin (14/07/2025) pagi hingga siang, gunung dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut ini mengalami puluhan letusan yang disertai suara dentuman, sebagian terdengar hingga kawasan pemukiman warga.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, total 54 letusan tercatat dari pukul 06.00 hingga 12.00 Wita, dengan amplitudo antara 11,6 hingga 35,4 mm dan durasi antara 24 hingga 64 detik. “Letusan 54 kali dengan amplitudo 11.6-35.4 mm, dan durasi 24-64 detik,” ujar Syawaludin, petugas PGA Ile Lewotolok, dalam keterangannya.
Letusan tersebut tidak hanya disertai suara gemuruh, tetapi juga disertai hembusan asap kawah yang bertekanan lemah, berwarna putih hingga kelabu. Asap terpantau naik hingga ketinggian 200 meter dari puncak. Cuaca pada saat kejadian terpantau cerah hingga berawan, dengan angin bertiup ke arah barat dan barat laut serta suhu udara berkisar antara 25–31 derajat Celsius.
Selain letusan, Gunung Ile Lewotolok juga mencatat 22 kali gempa embusan, dengan amplitudo yang lebih kecil yakni antara 1,9–8,7 mm dan durasi 26–47 detik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas magma di dalam perut gunung masih terus berlangsung dan memerlukan pemantauan intensif.
Syawaludin mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati zona bahaya di sekitar kawah. “Kami mengimbau agar masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi,” ujarnya.
Hingga saat ini, tingkat aktivitas Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga. Pemerintah daerah bersama BPBD setempat telah bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan status. Warga juga diminta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Dengan frekuensi letusan yang cukup tinggi dalam waktu singkat, para ahli memperingatkan kemungkinan adanya erupsi lanjutan yang lebih besar. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kepatuhan terhadap zona larangan sangat penting untuk menjaga keselamatan warga. []
Diyan Febriana Citra.