Gunung Ili Lewotolok Siaga, 48 Kali Gempa Letusan Tercatat

Gunung Ili Lewotolok Siaga, 48 Kali Gempa Letusan Tercatat

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Pos Pengamatan Gunung Api (Pos PGA) Ili Lewotolok mencatat serangkaian gempa vulkanik sepanjang enam jam terakhir, Selasa (02/09/2025) periode pukul 00.00–06.00 WITA.

Gunung setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut itu saat ini masih berstatus Level III (Siaga). Status tersebut menandakan bahwa aktivitas vulkanik relatif tinggi dan masyarakat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan.

Syawaludin, petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok, menyampaikan laporan kondisi terkini melalui situs resmi magma.esdm.go.id. Menurutnya, secara visual, gunung tampak jelas meski kadang tertutup kabut tipis.

“Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi sekitar 25–100 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah ke arah barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 25–28 derajat Celsius,” tulisnya.

Dari sisi kegempaan, aktivitas gunung tercatat cukup padat. Dalam enam jam, terjadi 48 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10,5–29,8 mm dan durasi 34–57 detik. Selain itu, terekam pula 35 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,8–10,5 mm serta durasi 25–55 detik. Tidak hanya itu, ada juga 1 kali tremor non-harmonik berdurasi panjang, mencapai 187 detik dengan amplitudo 6,5 mm.

Catatan ini menandakan adanya pergerakan material magma yang masih aktif di dalam perut gunung. Meski visual asap yang keluar tergolong tipis hingga sedang, frekuensi gempa yang cukup tinggi menjadi sinyal penting bagi otoritas setempat untuk tetap siaga menghadapi kemungkinan letusan lebih besar.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lereng gunung diminta terus memperhatikan arahan Badan Geologi maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dengan status siaga, aktivitas warga dalam radius tertentu dari kawah dilarang, terutama untuk menghindari ancaman lontaran material pijar maupun paparan gas beracun.

Gunung Ili Lewotolok sendiri telah menjadi salah satu gunung api aktif di NTT yang terus diawasi ketat. Riwayat erupsi gunung ini kerap menimbulkan dampak serius, baik berupa hujan abu, gangguan penerbangan, maupun potensi evakuasi warga. Laporan kegempaan yang padat dalam periode singkat menjadi pengingat bahwa kondisi gunung tidak bisa dianggap stabil.

Dengan demikian, peningkatan kewaspadaan masyarakat serta kesiapan pemerintah daerah menjadi kunci dalam mengantisipasi kemungkinan eskalasi aktivitas vulkanik. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews