FLORES TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meningkat. Gunung yang saat ini berstatus Level IV atau “Awas” tersebut tercatat mengalami tiga kali letusan hanya dalam rentang waktu enam jam pada Rabu dini hari (09/07/2025).
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, letusan terjadi pada periode pukul 00.00 hingga 06.00 Wita. Letusan tercatat melalui alat seismograf dengan amplitudo antara 11 hingga 29,6 milimeter. “Durasi letusan 83-134 detik,” kata Kepala Pos PGA, Herman Yosef Mboro, saat dikonfirmasi pada Rabu pagi.
Sayangnya, tinggi kolom abu vulkanik tidak dapat diamati secara visual lantaran kawasan puncak gunung tertutup kabut tebal. Cuaca saat itu mendung dengan angin lemah mengarah ke utara dan barat laut, serta suhu udara berkisar antara 22 hingga 24 derajat Celsius.
Selain letusan, tercatat pula sejumlah aktivitas seismik lainnya, termasuk dua kali gempa embusan, satu kali gempa low frequency, satu gempa vulkanik dalam, dan tiga gempa tektonik jauh.
Melihat potensi ancaman yang masih tinggi, Herman mengingatkan masyarakat untuk terus waspada, khususnya terhadap bahaya banjir lahar hujan. Ancaman ini sangat mungkin terjadi jika curah hujan tinggi melanda area sekitar gunung, terutama di wilayah-wilayah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
“Gunakan masker atau alat pelindung untuk menghindari bahaya akibat abu vulkanik,” imbau Herman. Ia juga menegaskan larangan beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, serta radius sektoral sejauh 7 kilometer ke arah barat daya dan timur laut.
Meskipun belum dilaporkan adanya korban jiwa atau kerusakan besar, pihak berwenang tetap meminta masyarakat tidak mengabaikan potensi bahaya. Kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam menghindari bencana susulan, mengingat Gunung Lewotobi Laki-laki telah menunjukkan aktivitas erupsi yang konsisten selama beberapa waktu terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim relawan di lapangan terus memantau situasi dan siap mengevakuasi warga jika diperlukan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi resmi dari instansi berwenang dan tidak mudah percaya pada kabar yang belum terverifikasi. []
Diyan Febriana Citra.