Gunung Lewotobi Meletus, Abu Capai 6.000 Meter

Gunung Lewotobi Meletus, Abu Capai 6.000 Meter

FLORES TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menunjukkan intensitas tinggi. Pada Jumat (19/09/2025) malam pukul 22.46 WITA, gunung berapi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tersebut memuntahkan abu vulkanik dalam letusan besar yang mengejutkan warga sekitar.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan bahwa erupsi menghasilkan kolom abu setinggi 6.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 7.584 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu pekat itu teramati condong ke arah barat daya dan barat.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi ± 17 menit 7 detik,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Suara gemuruh keras dilaporkan terdengar hingga radius jauh dari pos pengamatan, menandakan kekuatan letusan yang signifikan. Dengan status siaga level III, pihak berwenang menegaskan bahwa kawasan di radius enam kilometer dari puncak harus steril dari aktivitas masyarakat.

Selain ancaman erupsi langsung, potensi bahaya sekunder juga perlu diwaspadai. Emanuel mengingatkan, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, banjir lahar hujan bisa mengancam daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi.

“Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote,” katanya.

Warga di sekitar lereng gunung sebagian dilaporkan keluar rumah untuk mencari tempat lebih aman setelah mendengar dentuman letusan. Otoritas lokal bersama tim penanggulangan bencana kini siaga memantau kemungkinan erupsi susulan. Stok bantuan darurat pun disebut masih tersedia jika sewaktu-waktu diperlukan, terutama bagi warga yang terpaksa mengungsi.

Gunung Lewotobi sendiri dikenal sebagai gunung kembar, terdiri dari Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Aktivitas vulkaniknya kerap menimbulkan kekhawatiran karena letusan bisa terjadi mendadak dan disertai lontaran material yang berbahaya.

Erupsi kali ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan dan kesiapan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Edukasi mengenai jalur evakuasi, kesiapan logistik, serta kedisiplinan untuk mematuhi imbauan petugas lapangan menjadi kunci dalam meminimalisasi korban jiwa maupun kerugian.

Dengan tekanan gas yang masih terpantau kuat, potensi letusan susulan belum bisa diabaikan. Karena itu, koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemerintah desa, dan aparat keamanan diharapkan berjalan optimal untuk melindungi masyarakat Flores Timur dari risiko lebih besar. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah