JAKARTA – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Sejak Senin (08/09/2025) dini hari hingga pagi, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat tujuh kali mengalami erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, rentetan letusan berlangsung pukul 00.27 WIB, 00.31 WIB, 01.23 WIB, 01.32 WIB, 04.52 WIB, 05.43 WIB, dan terakhir pukul 05.59 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menyampaikan bahwa erupsi terakhir memuntahkan kolom abu setinggi 800 meter di atas puncak.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 08 September 2025, pukul 05:59 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 meter di atas puncak (± 4.476 meter di atas permukaan laut),” kata Liswanto, Senin pagi.
Kolom abu terpantau berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, dominan mengarah ke selatan. Hingga laporan ini dibuat, aktivitas erupsi masih berlangsung dan status gunung tetap berada pada Level II atau Waspada.
Gunung Semeru secara administratif berada di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sebagai salah satu gunung api teraktif di Indonesia, Semeru dikenal memiliki ancaman serius bagi masyarakat di sekitar lereng, terutama terkait awan panas guguran (APG) dan aliran lahar.
Liswanto mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 13 kilometer dari puncak. Di luar radius tersebut, aktivitas juga dilarang pada jarak 500 meter dari tepi sungai karena berpotensi diterjang aliran lahar dan perluasan awan panas hingga sejauh 17 kilometer.
“Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” ujarnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta tetap waspada terhadap ancaman sekunder berupa banjir lahar hujan, terutama pada musim penghujan. Potensi bahaya ini mengancam sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk anak-anak sungainya.
Peningkatan aktivitas Semeru menjadi pengingat penting bagi warga sekitar untuk memperkuat kesiapsiagaan. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan informasi resmi dari PVMBG maupun BPBD setempat dan menghindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Hingga kini, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa maupun kerusakan serius akibat erupsi pada Senin pagi. Namun, intensitas erupsi yang cukup sering dalam waktu singkat membuat kewaspadaan publik harus tetap dijaga tinggi.
Sebagai gunung api dengan sejarah letusan panjang, Semeru telah beberapa kali memaksa ribuan warga mengungsi. Oleh karena itu, mitigasi bencana dan kepatuhan terhadap rekomendasi otoritas menjadi kunci keselamatan warga di sekitar wilayah rawan terdampak. []
Diyan Febriana Citra.