LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan letusan pada Sabtu (09/08/2025) pagi. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan, erupsi terjadi pukul 09.33 WIB, disertai kolom abu berintensitas tebal yang membumbung setinggi sekitar 500 meter ke arah barat daya.
Letusan tersebut terekam jelas oleh seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Data mencatat amplitudo maksimum 22 milimeter dengan durasi letusan selama 1 menit 38 detik. Petugas PPGA Semeru, Ghufron Alwi, menyampaikan bahwa erupsi ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas vulkanik yang masih dalam pengawasan ketat.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 9 Agustus 2025, pukul 09.33 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak,” tulis Ghufron dalam keterangan resminya.
Aktivitas Gunung Semeru memang terpantau meningkat dalam beberapa hari terakhir. Dalam periode 24 jam sebelumnya, yakni Jumat (08/08/2025) pukul 00.00–24.00 WIB, tercatat 53 kali letusan. Meskipun demikian, pihak berwenang menegaskan bahwa seluruh kejadian tersebut masih tergolong dalam aktivitas wajar untuk gunung berstatus Level II atau Waspada.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengonfirmasi belum ada laporan kerusakan atau korban akibat erupsi pagi ini. Namun, ia menegaskan pentingnya kewaspadaan warga mengingat kondisi cuaca di sekitar Semeru kerap dilanda hujan lebat, yang berpotensi memicu banjir lahar.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” ujarnya.
BPBD juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sejauh 8 kilometer dari puncak gunung, terutama di sepanjang Besuk Kobokan. Di luar radius tersebut, warga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena adanya risiko meluasnya awan panas maupun aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Erupsi ini menjadi pengingat bagi warga Lumajang dan sekitarnya untuk selalu memantau perkembangan informasi resmi dari pihak berwenang. Kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko, mengingat Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.
Pihak PVMBG dan BPBD akan terus melakukan pemantauan intensif guna memastikan keselamatan warga. Dengan kondisi yang dinamis seperti ini, koordinasi antara aparat, relawan, dan masyarakat menjadi sangat penting untuk mengantisipasi segala kemungkinan. []
Diyan Febriana Citra.