LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Selasa pagi, 12 Agustus 2025. Pusat Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur mencatat erupsi terjadi pukul 07.30 WIB, memunculkan kolom asap putih kelabu berintensitas sedang yang membubung setinggi 1.000 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko, atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut. Asap tebal itu terpantau bergerak ke arah barat daya.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 12 Agustus 2025 pukul 07.30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak,” jelas Liswanto, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulis.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memastikan belum ada laporan kerusakan maupun korban akibat erupsi kali ini.
“Dampak sementara nihil, belum ada laporan yang masuk,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono.
Meski begitu, Yudhi menekankan bahwa aktivitas vulkanik Semeru masih cukup tinggi. Dalam 24 jam terakhir, tepatnya pada Senin, 11 Agustus 2025, gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat meletus sebanyak 47 kali. Status aktivitasnya pun tetap berada di Level II (Waspada).
Dengan status tersebut, BPBD mengimbau masyarakat agar mematuhi zona bahaya yang telah ditetapkan. Warga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, aktivitas juga dilarang pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat potensi meluasnya awan panas guguran (APG) maupun aliran lahar bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.
Peringatan ini semakin ditekankan karena kondisi cuaca di sekitar Semeru sering diguyur hujan lebat dalam beberapa hari terakhir. Curah hujan yang tinggi dapat memicu banjir lahar yang berbahaya bagi pemukiman di hilir.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbuh Yudhi.
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, memang dikenal sebagai gunung api paling aktif di Jawa. Sejak letusan besar pada Desember 2021 yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan parah, aktivitas gunung ini terus diawasi ketat oleh petugas vulkanologi dan BPBD.
Bagi warga Lumajang dan sekitarnya, peringatan ini menjadi pengingat bahwa ancaman dari gunung api tidak hanya datang dari letusan besar, tetapi juga dari erupsi berulang yang memicu bahaya sekunder seperti banjir lahar dan longsoran material vulkanik. Kewaspadaan, kepatuhan terhadap instruksi petugas, dan kesiapan menghadapi keadaan darurat menjadi kunci untuk meminimalkan risiko bencana. []
Diyan Febriana Citra.