LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur kembali menunjukkan intensitas tinggi. Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi pada Jumat (26/12/2025) pagi sekitar pukul 07.31 WIB. Peristiwa ini menambah daftar panjang erupsi yang terjadi dalam sepekan terakhir, dengan total 34 kali letusan tercatat oleh otoritas pemantau gunung api.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disampaikan melalui aplikasi MAGMA Indonesia, kolom abu dari erupsi terbaru teramati membumbung setinggi sekitar 800 meter di atas puncak. Dengan demikian, ketinggian kolom abu mencapai sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut. Visual pengamatan menunjukkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang bergerak condong ke arah timur laut dan timur, mengikuti pola angin di wilayah tersebut.
Aktivitas erupsi Gunung Semeru terekam jelas pada alat seismograf. PVMBG mencatat amplitudo maksimum mencapai 17 milimeter dengan durasi gempa selama 98 detik. Data tersebut menandakan masih kuatnya suplai energi dari dalam gunung, yang berpotensi memicu letusan susulan dalam waktu dekat.
Hasil pemantauan kegempaan pada Jumat (26/12/2025) periode pukul 00.00 hingga 06.00 WIB menunjukkan aktivitas yang cukup padat. Tercatat sebanyak 42 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo berkisar antara 10 hingga 23 milimeter dan durasi gempa antara 88 hingga 203 detik. Selain itu, terdeteksi pula tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 2 milimeter dan durasi 39 hingga 45 detik. Aktivitas kegempaan juga mencakup dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5 hingga 8 milimeter, selisih waktu gelombang S-P antara 18 hingga 26 detik, serta durasi gempa 55 hingga 74 detik.
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga. Dengan status tersebut, PVMBG kembali mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi seluruh rekomendasi keselamatan yang telah dikeluarkan. Salah satu imbauan utama adalah larangan melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak gunung yang menjadi pusat erupsi.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Area ini dinilai berpotensi terdampak perluasan awan panas guguran dan aliran lahar yang dapat menjalar hingga sejauh 17 kilometer dari puncak. Risiko ini dapat meningkat terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi di sekitar kawasan gunung.
Secara nasional, aktivitas gunung api sepanjang tahun 2025 tergolong tinggi. MAGMA Indonesia mencatat sebanyak 7.513 letusan atau erupsi gunung api terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, Gunung Semeru menjadi gunung api dengan aktivitas paling dominan, yakni mencatatkan 3.132 kali letusan sepanjang tahun ini. Angka tersebut menegaskan posisi Semeru sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, sekaligus menjadi perhatian utama dalam upaya mitigasi bencana. []
Diyan Febriana Citra.

