Hujan Deras Picu Banjir di Tiga Kabupaten Sulteng

Hujan Deras Picu Banjir di Tiga Kabupaten Sulteng

SIGI – Hujan deras yang mengguyur wilayah Sulawesi Tengah sejak Selasa (19/08/2025) sore hingga Rabu (20/08/2025) dini hari kembali mengingatkan masyarakat akan kerentanan daerah tersebut terhadap bencana hidrometeorologi. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, banjir melanda tiga kabupaten sekaligus, yakni Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. Laporan resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menegaskan, meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini menimbulkan kerugian material dan kekhawatiran di tengah warga.

Di Kabupaten Poso, banjir melanda Dusun Gayatri, Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Hujan intensitas tinggi yang turun sejak Selasa malam sekitar pukul 20.15 Wita membuat air meluap ke permukiman. Warga di dataran rendah diminta meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu di Parigi Moutong, banjir terpantau di Desa Sidoan Selatan, Kecamatan Tinombo, pada Rabu dini hari sekitar pukul 00.10 Wita. Air sempat menggenangi rumah-rumah warga. Meski demikian, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa maupun pengungsi dalam peristiwa tersebut. “Situasi terkini, hujan masih turun dengan ketinggian air yang belum sepenuhnya surut,” ujar petugas setempat.

Di Kabupaten Sigi, hujan deras yang mengguyur sejak Selasa sore menyebabkan drainase di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, meluap. Akibatnya, empat rumah terdampak langsung dan satu keluarga terpaksa mengungsi untuk sementara. Meski tak menimbulkan korban jiwa, kondisi ini menambah daftar panjang wilayah rawan banjir di Sulawesi Tengah.

Selain tiga titik utama tersebut, laporan juga datang dari Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Parigi Moutong. Tanggul sungai di wilayah itu jebol akibat derasnya debit air, membuat sekitar 100 keluarga terdampak. Petugas gabungan bersama pemerintah daerah masih melakukan pendataan dan menunggu air benar-benar surut untuk memperkirakan jumlah kerugian.

Hingga Rabu pagi, BPBD Sulawesi Tengah bersama aparat daerah terus melakukan asesmen lapangan. Upaya distribusi bantuan darurat berupa makanan, logistik, serta perlengkapan dasar telah mulai dilakukan, meskipun akses ke beberapa titik terhambat kondisi jalan yang tergenang.

Peristiwa ini menambah daftar panjang bencana banjir di Sulawesi Tengah, sebuah provinsi yang masih berjuang membangun infrastruktur pasca-serangkaian gempa dan bencana alam beberapa tahun terakhir. Para ahli mengingatkan bahwa fenomena cuaca ekstrem kini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, sehingga daerah-daerah rawan harus meningkatkan sistem mitigasi dan kesiapsiagaan.

Masyarakat pun diminta tidak hanya mengandalkan pemerintah, melainkan juga memperkuat kearifan lokal dan gotong royong dalam menghadapi potensi bencana. “Kewaspadaan adalah kunci, karena bencana bisa datang kapan saja,” ujar salah satu relawan di Sigi yang ikut mengevakuasi warga. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews