Hujan Guyur Puncak Gunung Lewotobi, Ancaman Lahar Intai Warga

Hujan Guyur Puncak Gunung Lewotobi, Ancaman Lahar Intai Warga

FLORES TIMUR – Hujan yang mengguyur kawasan puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin (08/09/2025) pagi meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya banjir lahar. Laporan Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki mencatat kondisi cuaca berawan, mendung, dan hujan ringan hingga sedang sejak pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA.

Angin bertiup lemah ke arah utara dan timur laut, dengan suhu udara tercatat 20 hingga 22 derajat Celsius. Volume curah hujan yang terukur mencapai 0,9 mm per hari. “Volume curah hujan 0.9 mm per hari,” kata Yohanes Kolli Sorywutun, petugas Pos PGA Lewotobi Laki-laki saat dihubungi, Senin pagi.

Menurut Yohanes, meskipun intensitas hujan tidak terlalu tinggi, kondisi ini tetap patut diwaspadai, terutama karena aktivitas vulkanik gunung masih berada pada tingkat tinggi. Material abu dan endapan vulkanik di lereng gunung dapat terbawa air hujan dan mengalir deras ke permukiman warga.

“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir lahar, terutama jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi,” tambah Yohanes.

Sejumlah desa yang berada di sekitar aliran sungai berhulu di Gunung Lewotobi disebut rawan terdampak. Di antaranya adalah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, hingga Nawakote. Warga diminta selalu siaga, terlebih saat musim hujan mulai sering terjadi.

Selain faktor cuaca, aktivitas seismik gunung juga masih terpantau signifikan. Data PGA mencatat pada periode yang sama terjadi dua kali gempa guguran, dua kali tremor non harmonik, dua kali gempa tornillo, satu kali gempa low frekuensi, empat kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, serta dua kali gempa tektonik jauh. Rangkaian aktivitas ini menandakan pergerakan magma dan ketidakstabilan di dalam tubuh gunung.

Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada Level IV atau Awas. Dengan status tersebut, potensi erupsi susulan maupun ancaman bahaya sekunder seperti banjir lahar menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Pemerintah daerah bersama tim pemantau gunung api telah menyiapkan langkah mitigasi, termasuk jalur evakuasi serta pos pengungsian darurat jika sewaktu-waktu diperlukan.

Fenomena hujan di puncak gunung aktif seperti Lewotobi menjadi pengingat bahwa bencana tidak selalu datang dari letusan besar semata. Kombinasi antara hujan dan material vulkanik bisa berujung pada bencana sekunder yang berdampak luas bagi masyarakat. Karena itu, kesiapsiagaan warga serta koordinasi lintas pihak sangat penting untuk meminimalkan risiko. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews