Huntap Korban Banjir Lebak Mulai Dibangun September 2025

Huntap Korban Banjir Lebak Mulai Dibangun September 2025

LEBAK – Setelah lima tahun hidup dalam ketidakpastian, 221 kepala keluarga (KK) korban banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, akhirnya mendapat kepastian mengenai tempat tinggal mereka. Pembangunan hunian tetap (huntap) untuk para penyintas bencana yang terjadi pada awal 2020 itu dipastikan mulai dikerjakan pada September 2025.

Kepastian tersebut membawa angin segar bagi warga yang selama ini hanya bisa bertahan di hunian sementara (huntara) dengan kondisi serba terbatas. Sebagian besar bangunan darurat hasil swadaya itu berdinding bambu, berlantai tanah, serta beratapkan terpal. Di musim hujan, ancaman ambruk menghantui, sementara di musim kemarau, panas menyengat dan sulitnya akses air bersih menjadi tantangan harian.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, menjelaskan bahwa pembangunan huntap sudah masuk ke dalam skala prioritas nasional. Keputusan ini diambil setelah adanya rapat koordinasi antara pemerintah daerah, BNPB, dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

“Lebak menjadi daerah prioritas untuk dituntaskan penanganan pascabencananya. Mulai bulan ini (September 2025), BNPB akan menurunkan material maupun alat berat. Targetnya penyelesaian huntap bisa rampung tahun ini,” kata Febby saat ditemui di kantornya, Rabu (03/09/2025).

Menurut Febby, pembangunan 221 unit rumah akan dikerjakan sepenuhnya oleh BNPB dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat. Sementara pemerintah daerah menyiapkan lahan yang sudah tersedia sejak tahun lalu. “Bentuk rumahnya konvensional dengan sistem kopel, dilengkapi fasilitas umum, jalan lingkungan, dan akses air bersih,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebenarnya pembangunan sempat tertunda meskipun lahan sudah siap. Namun kini, persiapan telah mencapai 99,99 persen. “Material sudah dipesan, alat berat juga siap dikerahkan. Tinggal menunggu koordinasi teknis di lapangan,” ujarnya menegaskan.

Selain Lebak Gedong, penanganan pascabencana juga direncanakan untuk Kecamatan Cipanas. Namun, program tersebut masih menunggu finalisasi rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana (R3P).

“Untuk sementara, fokus pertama di Lebak Gedong karena kondisi sosial dan lingkungan masyarakat di sana sudah sangat mendesak,” pungkasnya.

Banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Lebak pada awal 2020 menimbulkan kerusakan parah. Puluhan rumah warga hancur, fasilitas umum rusak, dan sebagian besar korban terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka. Sejak itu, kehidupan warga hanya bergantung pada bantuan pemerintah dan solidaritas masyarakat.

Kini, dengan dimulainya pembangunan hunian tetap, harapan baru kembali muncul. Warga korban bencana di Lebak Gedong menanti hadirnya rumah layak yang dapat menjadi titik awal pemulihan kehidupan mereka setelah lima tahun penuh keterbatasan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews