SAMARINDA — Di balik suasana sukacita perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), tersimpan sejumlah potensi kerawanan yang perlu diantisipasi secara serius. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Samarinda bersama Polres Samarinda dan unsur terkait menggelar rapat koordinasi lintas sektoral di Polres Samarinda sebagai langkah strategis menyatukan gerak seluruh pemangku kepentingan menjelang pengamanan Nataru.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menjelaskan bahwa potensi kerawanan selama Nataru mencakup berbagai aspek yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. “Mulai dari kemacetan lalu lintas, potensi konflik sosial, ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, hingga risiko kriminalitas di pusat keramaian,” ujarnya saat ditemui di Polres Samarinda, Senin (15/12/2025).
Menurut Andi Harun, kunci utama keberhasilan pengamanan Nataru terletak pada sinergi lintas sektor tanpa terkecuali. Ia menegaskan tidak ada satu pun instansi yang dapat bekerja sendiri menghadapi kompleksitas tantangan di lapangan. “Oleh karena itu, kata kunci kita hari ini adalah sinergi, tidak ada instansi yang bisa bekerja sendirian,” tegasnya.
Ia menilai, keberhasilan pengamanan momentum akhir tahun sangat ditentukan oleh kerja sama yang solid dan terkoordinasi antara seluruh unsur terkait. “Keberhasilan pengamanan Nataru sangat bergantung pada orkestrasi yang padu antara TNI, Polri, Pemerintah Kota, dan elemen masyarakat,” ungkap Andi Harun.
Berdasarkan data pemetaan tahun 2024, Kota Samarinda memiliki jumlah tempat ibadah yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian khusus dari sisi pengamanan. Andi Harun menyebutkan, total terdapat 1.422 tempat ibadah yang tersebar di seluruh wilayah kota. “Berdasarkan data pemetaan tahun 2024, Samarinda memiliki total 1.422 tempat ibadah, yang terdiri dari masjid, mushola, hingga gereja,” jelasnya.
Khusus perayaan Natal, fokus pengamanan akan diprioritaskan pada gereja-gereja di seluruh kecamatan. “Khusus untuk perayaan Natal, fokus pengamanan kita akan tertuju pada 178 Gereja Protestan dan 17 Gereja Katolik,” katanya.
Dalam arahannya, Andi Harun menginstruksikan agar pola pengamanan Nataru dilaksanakan secara terukur dengan tetap mengedepankan pendekatan humanis. “Saya menginstruksikan agar pola pengamanan dilakukan secara terukur dan humanis,” ucapnya.
Ia juga merinci sejumlah aspek krusial yang harus menjadi perhatian utama selama pengamanan Nataru. “Pengamanan tempat ibadah, ketertiban umum dan fasilitas publik, kelancaran lalu lintas, mitigasi bencana dan kebakaran, serta layanan kegawatdaruratan medis harus benar-benar disiapkan,” paparnya.
Selain kesiapan teknis personel dan sarana prasarana, Wali Kota menekankan pentingnya deteksi dini dan langkah pencegahan sebagai bagian dari strategi pengamanan. “Saya juga ingin menekankan pada aspek deteksi dini dan pencegahan,” ujarnya.
Ia mengingatkan adanya sejumlah potensi kerawanan sosial yang kerap muncul saat perayaan akhir tahun dan perlu diantisipasi secara bersama-sama. “Ada beberapa potensi kerawanan sosial yang perlu kita antisipasi seperti penggunaan petasan, minuman keras, dan kriminalitas di pusat perbelanjaan,” katanya.
Mengakhiri arahannya, Andi Harun mengajak seluruh instansi terkait untuk aktif memantau dinamika sosial di wilayah masing-masing serta merespons cepat setiap potensi gangguan keamanan. “Jika ada potensi konflik sekecil apa pun, segera selesaikan atau laporkan secara berjenjang,” pungkasnya. []
Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Agnes Wiguna

