JK Tinjau Lokasi Bencana di Sumut, Tekankan Penanganan Tiga Tahap

JK Tinjau Lokasi Bencana di Sumut, Tekankan Penanganan Tiga Tahap

Bagikan:

TAPANULI TENGAH — Penanganan pascabencana banjir bandang di Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, memerlukan tahapan berkelanjutan agar pemulihan masyarakat dapat berjalan optimal. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, Jusuf Kalla (JK), menegaskan bahwa proses tersebut tidak berhenti pada penanganan darurat semata, melainkan dilanjutkan hingga rekonstruksi kehidupan warga terdampak.

Hal tersebut disampaikan JK usai meninjau langsung lokasi banjir bandang sekaligus Posko Pengungsian PMI di Kecamatan Tukka, Kamis (18/12/2025). Dalam kunjungan tersebut, JK melihat secara langsung kondisi permukiman warga, fasilitas umum, serta aktivitas relawan yang masih berjibaku membantu korban bencana.

Menurut JK, penanganan pascabencana dilakukan melalui tiga tahapan utama. Tahap pertama adalah tanggap darurat, yakni fase ketika korban masih berada di pengungsian dan sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, serta layanan kesehatan. Pada fase ini, PMI bersama pemerintah daerah dan pusat memprioritaskan keselamatan serta kelangsungan hidup warga terdampak.

Tahap kedua adalah rehabilitasi. Pada fase ini, fokus diarahkan pada pembersihan lingkungan dan rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir bandang. Proses ini dinilai krusial agar masyarakat dapat segera kembali ke rumah masing-masing dan memulai aktivitas awal secara bertahap.

“Setelah itu masuk tahap ketiga, yaitu rekonstruksi, bagaimana mengembalikan suasana kehidupan dan pekerjaan masyarakat seperti semula, termasuk sawah dan kebun,” ujar JK dalam siaran pers PMI.

Ia menjelaskan bahwa seluruh tahapan tersebut tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Dukungan pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta peran aktif PMI dan para relawan menjadi kunci utama percepatan pemulihan. Bantuan logistik dan kebutuhan dasar telah disiapkan, termasuk dukungan peralatan untuk membersihkan rumah dan lingkungan warga.

“Untuk tahap awal, kita fokus membersihkan rumah-rumah. Nanti bantuan lain seperti minuman dan kebutuhan tambahan akan dikirim,” katanya.

Dalam aspek pelayanan kesehatan, JK memastikan bahwa PMI telah menyiagakan tenaga medis yang bekerja secara bergilir. Sistem rotasi dilakukan untuk menjaga stamina dan efektivitas petugas, mengingat sebagian relawan telah bertugas selama sekitar dua minggu di lokasi terdampak bencana.

“Petugasnya bergantian. Ada yang datang dari berbagai daerah, termasuk relawan, tenaga medis, polisi, dan TNI,” jelasnya.

Selain kerusakan fisik, dampak psikologis juga menjadi perhatian, khususnya bagi anak-anak korban banjir bandang. Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai pemulihan trauma, JK menilai bahwa langkah awal paling penting adalah mengembalikan anak-anak ke lingkungan rumah mereka.

“Trauma itu ada, terutama pada anak-anak. Yang paling penting sekarang adalah mereka bisa kembali ke rumah. Itu bagian dari pemulihan awal,” ujarnya.

JK memperkirakan bahwa proses pembersihan dan pemulihan awal di wilayah terdampak akan memakan waktu sekitar empat minggu. Setelah itu, masyarakat diharapkan dapat kembali beraktivitas secara normal, seiring berjalannya tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang berkelanjutan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews