Jokowi dan Baasyir Bertemu, Membuka Pintu Komunikasi Pemerintah-Agama

Jokowi dan Baasyir Bertemu, Membuka Pintu Komunikasi Pemerintah-Agama

SOLO – Pertemuan antara pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Abu Bakar Baasyir, dengan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), di kediaman pribadi Presiden di Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (29/09/2025) menjadi sorotan publik. Kunjungan tersebut dianggap memiliki makna simbolis dalam memperkuat dialog antara tokoh agama dan pemerintah.

Pantauan di lokasi, Abu Bakar Baasyir tiba sekitar pukul 12.33 WIB didampingi dua orang rombongan. Mengenakan pakaian sederhana dan menggunakan tongkat, Baasyir disambut langsung oleh Jokowi di depan rumah. Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat, di mana Jokowi mencium tangan Baasyir sebagai bentuk penghormatan.

“Assalamualaikum,” sapa Abu Bakar Baasyir kepada awak media yang hadir. Jokowi merespon dengan penuh hormat, “Waalaikumsalam, ngaturaken sugeng ustaz.” Setelah itu, keduanya memasuki rumah untuk melakukan pertemuan tertutup.

Kehadiran Abu Bakar Baasyir ke kediaman Presiden ini menambah daftar kunjungan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang kerap dilakukan Jokowi. Pertemuan tertutup tersebut memunculkan berbagai interpretasi, mulai dari pembahasan isu sosial, pendidikan pesantren, hingga kemungkinan dialog terkait situasi keagamaan dan kebangsaan di Indonesia.

Bagi sebagian pihak, kunjungan ini menjadi simbol penting bahwa pintu komunikasi antara pemerintah dan tokoh agama tetap terbuka. Hal ini relevan dalam konteks memperkuat persatuan, meredam potensi konflik, serta membangun kolaborasi strategis dalam menghadapi isu nasional.

Namun, pertemuan seperti ini juga menimbulkan berbagai spekulasi publik mengenai agenda pembicaraan, mengingat latar belakang Abu Bakar Baasyir sebagai tokoh kontroversial. Meski demikian, kedua pihak memilih menjaga privasi pembicaraan dengan mengadakan pertemuan secara tertutup.

Tokoh agama senior seperti Baasyir memiliki posisi penting dalam masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan pesantren. Pertemuan ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat peran pesantren dalam pendidikan moral dan nasionalisme, serta membangun komunikasi yang konstruktif antara pemerintah dan komunitas agama.

Langkah Jokowi menerima kunjungan tersebut mencerminkan strategi diplomasi sosial yang berupaya menjalin dialog lintas sektoral, menjaga harmoni, serta mengedepankan keterbukaan. Pertemuan ini sekaligus menjadi cerminan bahwa dalam membangun bangsa, dialog dan penghormatan antar tokoh menjadi bagian penting dari proses konsolidasi sosial. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews