PANGKEP – Setelah sempat dinyatakan hilang kontak selama lebih dari sepekan, kapal ambulans milik Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, akhirnya ditemukan di perairan Selat Madura, Jawa Timur, pada Jumat (24/10/2025). Seluruh awak kapal dilaporkan selamat, meski harus bertahan hidup di laut selama 11 hari.
Kapal ambulans yang dinakhodai M Tahir (65) bersama dua anak buah kapal, Najamuddin (55) dan Hasri (60), sebelumnya hilang kontak di Selat Makassar sejak 13 Oktober 2025. Kapal tersebut berangkat dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dawakkang sekitar pukul 07.00 WITA untuk menjalankan tugas pelayanan kesehatan antar-pulau. Namun hingga malam hari, kapal tak kunjung tiba di tujuan, memicu kekhawatiran keluarga dan otoritas setempat.
Gambaran pertama keberadaan kapal akhirnya muncul dari foto-foto yang dikirimkan tim pencarian, menunjukkan kapal ambulans berlabuh di tepi pantai di kawasan Selat Madura, tak jauh dari permukiman warga. Kondisi kapal tampak masih utuh, meski diduga mengalami kerusakan pada bagian mesin.
“Iya sudah ditemukan, tapi kami belum bisa komunikasi dengan awaknya. Namun kami konfirmasi ke keluarga, benar sudah ditemukan,” ujar Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Andi Sultan, saat dikonfirmasi, Jumat.
Menurut Andi Sultan, kapal kemungkinan tengah menjalani perbaikan sebelum kembali berlayar ke Pangkep. “Kemungkinan sementara diperbaiki juga itu kapalnya, untuk kembali,” ucapnya. Ia menambahkan, seluruh awak kapal dalam kondisi sehat dan tidak mengalami luka serius. “Seluruh awak selamat semua, kami belum bisa pastikan (penyebab) itu mati mesin atau bagaimana. Kami sementara koordinasi untuk lebih jelasnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Basarnas bersama tim gabungan telah melakukan pencarian selama tujuh hari di sekitar perairan Pangkep dan pulau-pulau kecil di Selat Makassar. Upaya pencarian melibatkan kapal penyelamat, pesawat patroli, dan warga nelayan setempat. Namun hingga operasi ditutup, keberadaan kapal belum juga terdeteksi.
Kapal ambulans tradisional ini memiliki kapasitas hingga 18 penumpang dan menjadi satu-satunya moda transportasi medis bagi warga pulau-pulau terluar di Kabupaten Pangkep. Meskipun berukuran kecil, perannya sangat penting dalam membantu masyarakat kepulauan yang jauh dari fasilitas kesehatan di daratan utama.
Penemuan kapal ambulans Pangkep membawa kelegaan bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Namun, insiden ini sekaligus menjadi peringatan atas pentingnya peningkatan keselamatan dan perawatan armada transportasi laut, terutama kapal layanan publik yang beroperasi di wilayah perairan terpencil Indonesia. []
Diyan Febriana Citra.

