Kasus Penganiayaan Ojol di Sleman, Rekan Korban Turun Mencari Pelaku

Kasus Penganiayaan Ojol di Sleman, Rekan Korban Turun Mencari Pelaku

Bagikan:

SLEMAN — Dugaan penganiayaan terhadap seorang pengemudi ojek online (ojol) berinisial MH (23) memicu solidaritas para sesama pengemudi di Sleman. Insiden yang berlangsung pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 02.30 WIB di sebuah warung makan di kawasan Condongcatur, Kapanewon Depok, itu kini telah dilaporkan secara resmi ke Polresta Sleman. Rekan-rekan korban turut mendatangi lokasi kejadian sebagai bentuk dukungan serta upaya mencari informasi awal terkait terduga pelaku.

Ketua Forum Ojek Online Yogyakarta Bergerak (FOYB), Rie Ramawati, mengatakan bahwa mereka langsung mengantar korban membuat laporan sesaat setelah kejadian.

“Kita ke SPKT membuat laporan terus berlanjut ke BAP. Saat korban di BAP, saya dan teman-teman ke resto (lokasi kejadian) hanya untuk menanyakan ke saksi, karyawan. (Harapannya) karyawan mungkin kenal tidak, tapi (mungkin) tahu terduga pelaku,” ujar Rie, Selasa (18/11/2025). Namun, para saksi yang berada di lokasi saat kejadian ternyata belum dapat ditemui.

Menurut Rie, sejumlah driver sempat bergerak mendekati gang yang diduga menjadi akses menuju asrama tempat pelaku tinggal. Ia menegaskan bahwa langkah tersebut bukan untuk melakukan tindakan balasan, melainkan untuk mencari kepastian identitas pelaku.

“Ke depan gang, bukan ke depan asrama. Di situ teman-teman pengin ngerti korban ingat sama pelaku nggak. Tapi korban posisi masih di Polres,” katanya.

Polisi bersama korban kemudian juga menuju lokasi untuk pengecekan, namun terduga pelaku belum ditemukan. “Tidak ada terduga pelaku di situ,” bebernya. Karena situasi semakin larut malam, para driver akhirnya membubarkan diri. “Sudah (bergeser teman-teman ojol) nggak enak sama warga juga,” lanjutnya.

Rie berharap proses hukum dapat segera menunjukkan perkembangan jelas. Ia menegaskan bahwa para pengemudi ojol hanya menginginkan penanganan yang adil.

“Harapannya kami dan teman-teman harapannya tetap ada proses hukum yang adil. Untuk semuanya,” ucapnya.

Rie kemudian memaparkan kronologi yang diceritakan MH kepada rekan-rekannya. Korban mulanya menerima pesanan di sebuah warung lesehan. Saat tiba, ia melihat beberapa orang sedang minum minuman beralkohol. Salah satu dari mereka kemudian menawarinya minum, namun korban menolak.

“Dia (korban) ditawari minum tapi dia nggak minum. Nggak mau. Terus ditolak,” kata Rie.

Setelah menolak ajakan itu, korban melanjutkan aktivitasnya dengan melihat ponsel untuk mengelola pesanan. Tiba-tiba ia diserang dari belakang.

“Dipukul sebelah kiri. Ada pengancaman,” tuturnya. MH yang berada sendirian menghadapi terduga pelaku yang disebut bersama tiga orang lain, akhirnya membatalkan pesanan dan kemudian membuat unggahan di media sosial. Unggahan tersebut memicu solidaritas rekan-rekan ojol.

Rie menambahkan bahwa korban tidak memiliki biaya untuk visum sehingga sesama pengemudi mengadakan urunan. Beruntung, biaya visum kemudian ditanggung oleh pihak manajemen Shopee.

“Terus teman-teman (ojol) kan solidaritas to. Korban disuruh visum, itu dari tadi kan gak punya uang tapi ternyata visumnya ditanggung sama pihak manajemen Shopee,” jelasnya.

Kasi Humas Polresta Sleman, AKP Salamun, memastikan laporan sudah diterima. “Benar (korban) sudah laporan di SPKT Polresta Sleman,” ujarnya. Ia memastikan penyelidikan telah dilakukan oleh jajaran Satreskrim. “Sekarang dalam penyelidikan Satreskrim Polresta Sleman,” katanya. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Kasus