KUDUS – Kebakaran besar melanda dua tempat produksi dan penyimpanan gula merah di Desa Tergo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, pada Rabu (23/07/2025). Insiden ini tidak hanya menyebabkan kerugian material yang ditaksir mencapai lebih dari Rp 200 juta, tetapi juga menyoroti kerentanan sektor produksi tradisional terhadap bencana kebakaran akibat minimnya sistem pengamanan.
Bangunan yang terbakar terdiri atas dua gudang yang saling terpisah sejauh 100 meter. Di dalamnya tersimpan berbagai bahan mudah terbakar seperti tebu, ampas tebu, dan kayu bakar yang biasa digunakan dalam proses produksi gula merah. Bahan-bahan inilah yang menyebabkan api dengan cepat membesar dan menjalar dari satu titik ke titik lainnya.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji, menyampaikan bahwa kebakaran pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang melihat kepulan asap dan kobaran api.
“Ada dua gudang tebu yang terbakar. Dua gudang ini berjarak sekitar 100 meter. Selain itu, sebuah sepeda motor juga ikut hangus terbakar. Saat ini masih dilakukan proses pendinginan karena banyaknya tumpukan material yang mudah terbakar,” ujarnya.
Petugas pemadam kebakaran langsung dikerahkan sesaat setelah laporan diterima. Empat unit armada dari Satpol PP dan BPBD Kudus bersama belasan truk tangki air dikerahkan ke lokasi guna mengendalikan api agar tidak meluas ke pemukiman warga. Proses pemadaman berlangsung sekitar lima jam, termasuk pendinginan area terdampak.
“Empat unit armada dari Damkar Satpol PP Kudus dan BPBD dikerahkan. Sumber api masih dalam penyelidikan pihak terkait,” kata Ahmad.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian material mencakup bangunan, bahan baku produksi gula merah, serta satu unit kendaraan roda dua.
Pihak kepolisian masih melakukan investigasi guna mengungkap penyebab kebakaran. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian dalam penanganan bahan mudah terbakar di sekitar area produksi. Minimnya pengawasan terhadap standar keselamatan kerja di industri rumahan menjadi sorotan penting dari insiden ini.
Produksi gula merah di Desa Tergo diketahui menjadi salah satu penopang ekonomi warga. Insiden ini berpotensi mengganggu pasokan dan pendapatan para pekerja serta pemilik usaha, yang umumnya berskala kecil hingga mikro.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga mengenai pentingnya peningkatan kesadaran keamanan, khususnya di sektor industri rumah tangga yang selama ini belum banyak tersentuh kebijakan mitigasi bencana. Penyediaan alat pemadam ringan (APAR), pelatihan evakuasi, dan pengawasan bahan baku dapat menjadi langkah awal pencegahan kejadian serupa di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.