JOMBANG – Suasana dini hari di Dusun Tejo Selatan, Desa Tejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, berubah mencekam ketika api berkobar melahap tempat usaha penggilingan ban bekas pada Kamis (11/09/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Api yang muncul secara tiba-tiba itu dengan cepat membesar karena banyaknya tumpukan ban yang mudah terbakar.
Kebakaran ini tidak hanya menimbulkan kepanikan warga sekitar, tetapi juga menyebabkan kerugian material yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Warga yang terbangun karena suara letupan segera berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, besarnya kobaran membuat upaya itu tidak membuahkan hasil.
Tak lama kemudian, sejumlah unit mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kabupaten Jombang dikerahkan ke lokasi. Petugas berjibaku memadamkan api yang sulit dikendalikan karena material berupa karet ban menghasilkan asap tebal dan panas tinggi. Api baru benar-benar dapat dipadamkan setelah beberapa jam kemudian.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Meski begitu, pemilik usaha harus menanggung kerugian cukup besar. Tercatat nilai kerugian mencapai sekitar Rp250 juta, termasuk peralatan produksi dan bahan baku ban yang hangus dilalap api.
Warga sekitar mengaku sangat terganggu dengan kepulan asap hitam yang menyelimuti lingkungan. “Api besar sekali, asapnya tebal sampai membuat sulit bernapas. Kami hanya bisa menjauh agar tidak terpapar,” ungkap seorang warga yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Selain menyebabkan kerugian material, kebakaran ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan usaha sejenis yang masih beroperasi di wilayah lain. Ban bekas yang mudah terbakar disebut berpotensi menimbulkan kebakaran serupa jika tidak disimpan dengan pengawasan ketat.
Pihak berwenang kini tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara, api berasal dari percikan atau konsleting listrik yang menyambar material ban. Namun, kepastian mengenai hal tersebut masih menunggu hasil investigasi.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keselamatan dalam kegiatan usaha yang berisiko tinggi. Bukan hanya soal kerugian material, tetapi juga ancaman keselamatan warga sekitar. Dengan banyaknya usaha penggilingan ban bekas yang tersebar di berbagai daerah, langkah pencegahan dan pengawasan lebih ketat dari aparat setempat dinilai sangat diperlukan.
Kebakaran di Mojoagung bukanlah yang pertama terjadi di Jombang, tetapi menjadi salah satu yang paling besar dalam beberapa tahun terakhir. Kejadian ini menegaskan bahwa risiko kebakaran pada usaha dengan bahan mudah terbakar tidak boleh diremehkan. Warga berharap agar ada perhatian lebih dari pemerintah daerah agar insiden serupa tidak terulang. []
Diyan Febriana Citra.