BREBES — Peristiwa nahas kembali terjadi di perairan Indonesia. Kapal Motor (KM) Kramat Jati, kapal penangkap ikan asal Tegal, Jawa Tengah, dilaporkan mengalami kebakaran hebat saat berlayar di perairan sekitar Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Kamis (10/07/2025). Kapal berukuran kurang dari 100 gross tonnage (GT) ini membawa 19 anak buah kapal (ABK) yang mayoritas berasal dari wilayah Tegal dan Brebes.
Satu dari 19 ABK, yakni Mulyono, warga Desa Rancawuluh, Kecamatan Bulakamba, Brebes, hingga kini masih belum ditemukan. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat pesisir yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari laut.
Sebuah rekaman video berdurasi 37 detik yang viral di media sosial memperlihatkan detik-detik dramatis saat api melahap hampir seluruh badan kapal. Dalam video itu, terlihat asap pekat mengepul disertai kobaran api yang besar. Para awak kapal tampak panik dan berupaya menyelamatkan diri dengan melompat ke laut, sebagian berpegangan pada tali yang dilempar dari kapal niaga yang kebetulan melintas tak jauh dari lokasi kejadian.
“Warga kami ada sembilan orang. Kalau yang belum ditemukan satu orang,” kata Carab, perangkat Desa Rancawuluh, kepada wartawan, Jumat (11/07/2025).
Ia juga menyebutkan bahwa korban yang belum ditemukan adalah Mulyono, sedangkan delapan rekannya berhasil selamat. Nama-nama mereka adalah Nur Rohman, Tarsiman, Jauri, Sujadi, Konidin, Sugianto, Tanuri, dan Santosa.
Carab menginformasikan bahwa para ABK selamat kini sedang dalam perjalanan menuju Pelabuhan Perikanan Kluwut, Brebes, dengan menumpang KM Mina Ade Putra. Kedatangan mereka di pelabuhan diperkirakan dalam dua hari ke depan.
“Diinformasikan sementara KM Kramat Jati sudah tidak tampak, dan dimungkinkan telah tenggelam. Satu orang ABK atas nama Mulyono masih belum ditemukan,” ujarnya.
Kepala Satuan Polairud Polres Brebes, AKP Nur Mahmud, membenarkan adanya kebakaran kapal yang dimaksud. “Betul ada warga Rancawuluh, tapi itu kapalnya asal Tegal. Tapi jumlah pastinya kami belum tahu berapa,” ujar Nur.
Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti kebakaran masih belum diketahui. Otoritas setempat bersama tim SAR dan Polairud masih melakukan upaya pencarian terhadap ABK yang hilang, serta menyelidiki kronologi terjadinya insiden.
Tragedi ini kembali mengingatkan pentingnya sistem keamanan dan keselamatan pelayaran, khususnya bagi kapal-kapal nelayan yang kerap beroperasi di kawasan perairan terbuka dengan perlengkapan minim. Koordinasi antarinstansi diharapkan segera membuahkan hasil, terutama untuk menemukan korban yang hilang. []
Diyan Febriana Citra.