LUMAJANG – Gunung Semeru, gunung api tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Pada Senin (21/07/2025) pukul 05.51 WIB, gunung yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang ini kembali erupsi. Ini merupakan kali ketiga dalam sepekan terakhir, memperkuat sinyal bahwa aktivitas vulkanik Semeru belum mereda.
Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disampaikan melalui aplikasi MAGMA Indonesia mencatat kolom abu letusan setinggi sekitar 800 meter di atas puncak, atau mencapai 4.476 meter di atas permukaan laut. Kolom abu tersebut terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang, mengarah ke bagian selatan kawasan.
Hingga laporan ini diterbitkan, erupsi masih terus berlangsung. PVMBG menetapkan status aktivitas Gunung Semeru di Level II (Waspada) dan terus melakukan pemantauan intensif terhadap gejala vulkanik yang muncul.
Selama periode pengamatan tanggal 21 Juli 2025 pukul 00.00 hingga 23.59 WIB, PVMBG mencatat sejumlah aktivitas kegempaan yang cukup mencolok. Tercatat terjadi:
-
49 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi antara 49–181 detik,
-
12 kali gempa guguran dengan amplitudo 4–13 mm dan durasi 29–110 detik, serta
-
4 kali gempa hembusan berdurasi 54–66 detik.
Melihat kondisi tersebut, PVMBG kembali menegaskan imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius 8 kilometer dari puncak. Selain itu, warga juga diminta tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena berpotensi terkena awan panas maupun aliran lahar, yang dapat menjalar hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Kepala PVMBG menyampaikan bahwa tingkat erupsi Gunung Semeru sejak awal tahun terus menunjukkan konsistensi tinggi. “Gunung Semeru menjadi salah satu gunung paling aktif di Indonesia tahun ini, dengan 2.120 kali letusan sepanjang 2025,” jelas laporan MAGMA.
Sebagai perbandingan, total letusan gunung api yang tercatat di Indonesia sepanjang 2025 telah mencapai 5.238 kali. Jumlah ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik di Indonesia masih tinggi, seiring dengan status negara ini yang berada di jalur Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik.
Kondisi ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak, baik pemerintah daerah, relawan kebencanaan, hingga warga di sekitar lereng gunung untuk terus waspada dan menyiapkan skenario evakuasi dini. Edukasi mitigasi bencana pun menjadi kunci agar kejadian serupa di masa lalu, yang memakan korban jiwa, tidak terulang kembali. []
Diyan Febriana Citra.