FLORES TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan peningkatan signifikan. Dalam kurun waktu enam jam, sejak pukul 00.00 hingga 06.00 Wita pada Selasa (07/10/2025), gunung berapi tersebut tercatat mengalami tiga kali letusan yang disertai semburan abu vulkanik setinggi dua kilometer di atas puncak kawah.
“Teramati tiga kali letusan dengan tinggi 2.000 meter dan warna asap kelabu,” ujar Agustinus Bani, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, saat dikonfirmasi, Selasa pagi.
Letusan itu menghasilkan kolom abu yang tebal dan menyebar ke sejumlah wilayah di sekitar kaki gunung. Berdasarkan hasil pengamatan visual, kondisi puncak gunung tampak jelas dengan asap bertekanan lemah berwarna putih, memiliki intensitas tipis, dan mencapai ketinggian antara 50 hingga 100 meter di atas kawah utama.
Agustinus menjelaskan, aktivitas vulkanik tersebut terekam dengan amplitudo antara 5,9 hingga 14,8 milimeter, dengan durasi 84 hingga 170 detik. Lava pijar juga terpantau meluncur ke arah barat dan barat laut sejauh 3.800 meter, serta ke arah timur laut sejauh 4.340 meter dari pusat erupsi. Fenomena ini memperlihatkan bahwa energi vulkanik di tubuh gunung masih tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda stabil.
Selama periode yang sama, tim pemantau juga mencatat sejumlah aktivitas seismik lain, di antaranya satu kali gempa guguran, tiga kali gempa embusan, tiga kali tremor non-harmonik, serta satu gempa tektonik jauh. Pola gempa yang muncul mengindikasikan bahwa tekanan magma di dalam tubuh gunung masih cukup kuat dan berpotensi menimbulkan letusan susulan.
Dengan peningkatan aktivitas tersebut, status Gunung Lewotobi Laki-laki tetap berada pada Level III atau Siaga. Masyarakat di sekitar kawasan diminta meningkatkan kewaspadaan dan tidak beraktivitas dalam radius enam kilometer dari kawah. “Kami mengimbau agar warga tidak melakukan kegiatan apapun di zona bahaya demi keselamatan,” tegas Agustinus.
Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas gunung. Petugas juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat TNI-Polri untuk memastikan kesiapan jalur evakuasi bila terjadi peningkatan ancaman.
Sejak awal tahun 2025, Gunung Lewotobi Laki-laki beberapa kali mengalami erupsi dengan intensitas bervariasi. Warga di sekitar Desa Klatanlo, Nawokote, dan Boru menjadi pihak yang paling terdampak abu vulkanik, terutama ketika arah angin bertiup ke barat laut. Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa, namun aktivitas warga di sekitar kawasan lereng gunung masih dibatasi demi menghindari risiko bencana susulan. []
Diyan Febriana Citra.