Komdigi Dirikan Posko Trauma Healing di Deli Serdang

Komdigi Dirikan Posko Trauma Healing di Deli Serdang

Bagikan:

DELI SERDANG – Upaya pemulihan kondisi psikologis masyarakat pascabencana banjir dan tanah longsor terus dilakukan pemerintah. Salah satu langkah yang mendapat perhatian adalah pendirian posko trauma healing yang dibangun Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Desa Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Posko tersebut ditempatkan di kawasan Masjid Al-Hafiz dan menjadi lokasi utama untuk membantu warga, terutama anak-anak, memulihkan diri setelah menghadapi peristiwa bencana yang melumpuhkan aktivitas mereka beberapa hari terakhir. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang meninjau langsung posko itu menegaskan komitmen pemerintah dalam mendampingi masyarakat terdampak.

“Setelah surut itu kan memang biasa ada posko trauma healing dan Komdigi memang selama ini selalu aktif tidak terkecuali di bencana kali ini, ini salah satu posko trauma healing yang kita bangun,” kata Meutya kepada awak media di Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (01/12/2025) malam.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan posko ini diharapkan menjadi ruang aman agar warga, khususnya anak-anak, dapat kembali beraktivitas sambil menunggu proses perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Sejumlah fasilitas pendukung seperti area bermain, ruang belajar sementara, serta layanan pendampingan psikologis disiapkan di lokasi tersebut.

Kondisi Desa Hamparan Perak beberapa hari sebelumnya memang cukup berat. Kepala Desa Hamparan Perak, Muhammad Hilmi, mengatakan, wilayahnya tidak hanya mengalami banjir tinggi tetapi juga terisolasi akibat berbagai akses utama lumpuh.

“Alhamdulillah Hamparan Perak masih bisa kami kontrol, walaupun desas desus banyak, insya Allah saya masih kuat merasakan ketabahan ini. Yang saya hormati kelompok DKM (Dewan Keamanan Masjid) yang bersedia menyediakan tempat ini untuk posko banjir ini,” ujarnya.

Menurut Hilmi, banjir yang terjadi pada Jumat lalu memutus akses jalan, menghentikan layanan listrik, dan memutus jaringan internet. Pihak desa berupaya melakukan koordinasi cepat dengan kecamatan untuk mengevakuasi warga. Namun lokasi desa yang berada di tengah wilayah lain yang juga dilanda banjir membuat bantuan sulit masuk.

Barulah pada Sabtu, ketika air mulai surut, akses jalan terbuka dan bantuan dari berbagai pihak mulai berdatangan. Hilmi mengakui proses evakuasi berlangsung lambat karena peralatan terbatas dan medan sulit. Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada warga yang harus menunggu lebih lama untuk dievakuasi.

Selain posko trauma healing, Komdigi juga menyalurkan bantuan seperti makanan ringan, air minum, popok bayi, dan pembalut bagi para pengungsi. Upaya serupa juga dilakukan sejumlah instansi lain. Posko pendampingan psikologis turut didirikan oleh Kantor Gubernur Sumatera Utara dan Kantor Sekda Aceh, sementara wilayah Tapanuli Tengah masih menunggu pembukaan akses sebelum posko serupa dapat beroperasi.

Hingga kini, pemerintah daerah dan berbagai lembaga terus berkoordinasi untuk memastikan layanan bantuan dan pemulihan dapat menjangkau seluruh warga yang terdampak bencana. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews