KSOP Panggil Kapten Kapal Perusak Terumbu Karang Labuan Bajo

KSOP Panggil Kapten Kapal Perusak Terumbu Karang Labuan Bajo

Bagikan:

LABUAN BAJO — Kasus rusaknya terumbu karang akibat jangkar kapal wisata di perairan Sebayur Kecil, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), berbuntut panjang. Otoritas pelabuhan kini turun tangan untuk menelusuri penyebab dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, mengatakan pihaknya telah memanggil nakhoda kapal yang diduga bertanggung jawab atas insiden tersebut.

“Kami sudah panggil kapten kapal untuk diminta keterangan,” ujar Stephanus saat dikonfirmasi, Selasa (28/10/2025) pagi.

Tidak berhenti di situ, KSOP juga menjadwalkan rapat koordinasi dengan seluruh pihak terkait.

“Pada Rabu (29/10/2025) besok, pihaknya akan mengadakan rapat dengan mengundang semua instansi dan unsur terkait untuk membahas peristiwa tersebut,” lanjutnya.

Stephanus menilai, perlu adanya pengaturan area labuh yang lebih ketat di wilayah perairan wisata seperti Labuan Bajo. Menurutnya, langkah itu penting untuk melindungi ekosistem laut yang menjadi daya tarik utama pariwisata kawasan tersebut.

“Akan lebih baik apabila ada pengaturan area labuh oleh pengelola tempat wisata sehingga tidak merusak karang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, KSOP akan berperan aktif dalam memastikan keamanan pelayaran dan keberlanjutan ekosistem laut.

“KSOP akan membantu untuk menilai dari sisi keselamatan pelayaran apabila diminta oleh pengelola wilayah apabila titik mooring telah ditentukan oleh pengelola agar aman. Seperti yang pernah dilakukan KSOP bersama Gahawisri dan PHC untuk penentuan area mooring di Pulau Padar,” ungkapnya.

Insiden tersebut berawal dari viral-nya video di media sosial pada Minggu (26/10/2025) yang memperlihatkan jangkar kapal wisata menjatuhi dan merusak terumbu karang di perairan Pulau Sebayur. Rekaman itu memicu kemarahan masyarakat dan komunitas penyelam yang menilai tindakan tersebut telah merusak keindahan bawah laut yang selama ini menjadi kebanggaan Labuan Bajo.

Ketua Perkumpulan Penyelam Profesional Komodo (P3KOM), Marsel Betong, menegaskan bahwa perusakan lingkungan laut tidak bisa ditoleransi.

“Pelaku perlu ditindak tegas karena ini benar-benar sudah merusak keindahan laut. Kalau tidak, akan ada oknum berikutnya yang melakukan pelanggaran yang sama,” katanya.

Marsel berharap, insiden ini menjadi momentum bagi pemerintah dan pelaku wisata untuk lebih disiplin terhadap aturan konservasi. Menurutnya, pengawasan lapangan harus diperkuat dan edukasi bagi operator kapal wisata perlu digalakkan agar memahami pentingnya menjaga ekosistem laut.

Pemerintah daerah Manggarai Barat juga diminta untuk segera meninjau ulang zona labuh dan sistem mooring, agar seluruh kapal wisata memiliki tempat tambat yang aman tanpa merusak terumbu karang. Langkah kolaboratif antara pemerintah, KSOP, dan komunitas penyelam dianggap penting guna memastikan wisata bahari Labuan Bajo berjalan seimbang antara ekonomi dan pelestarian lingkungan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews