Lansia Tewas di Lubuklinggau, Diduga Korban Tabrak Lari

Lansia Tewas di Lubuklinggau, Diduga Korban Tabrak Lari

LUBUKLINGGAU – Sebuah insiden memilukan kembali mencoreng wajah keselamatan lalu lintas di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Seorang pria paruh baya ditemukan tewas di pinggir Jalan Sukarno Hatta, RT 07, Kelurahan Puncak Kemuning, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, pada Sabtu (19/07/2025) pukul 00.10 WIB. Korban yang belum diketahui identitasnya itu diduga kuat menjadi korban tabrak lari.

Menurut Kasat Lantas Polres Lubuklinggau AKP Marjuni, korban sebelumnya sempat terlihat oleh saksi mata sedang berjalan di tepi jalan beraspal, membawa karung putih dan mengenakan kain sarung yang terikat di pinggang. Ia berjalan dari arah Petanang menuju Simpang RCA. Tak lama kemudian, warga yang melintas menemukan pria tersebut sudah dalam keadaan tergeletak tak bernyawa di jalanan.

“Tak lama kemudian korban ditemukan oleh warga yang melintas dengan posisi sudah tergeletak di jalan aspal. Saat dicek, kondisi korban penuh dengan luka dan meninggal dunia di tempat. Diduga pria paruh baya tersebut telah menjadi korban tabrak lari,” jelas Marjuni.

Kondisi jasad korban menggambarkan parahnya dampak dari insiden tersebut. Luka serius ditemukan di beberapa bagian tubuh, antara lain robek di muka, dada, dan leher. Selain itu, bahu kanan patah, kaki kiri juga patah, dan kaki kanan hancur hingga putus. Jelas bahwa korban tidak memiliki peluang bertahan hidup dari kecelakaan tragis itu.

Pihak kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa jenazah ke Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau. Sayangnya, di tubuh korban tidak ditemukan identitas diri, dan hingga kini pihak berwenang masih berusaha mengungkap siapa pria malang tersebut.

“Untuk sementara identitas korban yang terlibat kecelakaan belum diketahui. Begitu juga dengan jenis kendaraan dan pengendaranya,” ujar Marjuni.

Ia menambahkan bahwa proses penyelidikan tengah dilakukan guna mengidentifikasi pelaku tabrak lari dan kendaraan yang terlibat.

“Masih dalam proses penyelidikan,” tuturnya.

Kejadian ini kembali menggugah kesadaran publik akan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam berlalu lintas. Tabrak lari bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga bentuk pengingkaran terhadap nilai kemanusiaan. Di sisi lain, absennya kamera pengawas (CCTV) dan minimnya pencahayaan di beberapa ruas jalan juga menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem keamanan lalu lintas.

Tragedi seperti ini seharusnya tidak menjadi rutinitas berita. Butuh kepedulian semua pihak baik pengendara, aparat penegak hukum, maupun pemerintah daerah agar jalan raya tidak lagi menjadi medan kematian, tetapi ruang yang aman bagi semua pengguna jalan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews