Letusan Gunung Ile Lewotolok: Kolom Abu Capai 500 Meter

Letusan Gunung Ile Lewotolok: Kolom Abu Capai 500 Meter

LEMBATA – Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Sabtu (05/07/2025) pagi. Letusan tercatat terjadi pada pukul 06.25 Wita, dengan kolom abu setinggi sekitar 500 meter dari puncak, atau sekitar 1.923 meter di atas permukaan laut.

Laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok menyebutkan bahwa kolom abu yang dihasilkan berwarna kelabu hingga hitam pekat. Arah sebaran abu condong ke barat daya, dengan intensitas yang terpantau tebal. Aktivitas erupsi tersebut terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 48 detik.

Meski letusan berlangsung singkat, PVMBG menegaskan bahwa Gunung Ile Lewotolok masih berada dalam status Level III (Siaga). Dengan status tersebut, masyarakat di sekitar wilayah lereng gunung diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi seluruh rekomendasi keamanan.

PVMBG secara tegas mengingatkan agar tidak ada aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat kawah. Pengunjung, pendaki, maupun warga setempat diminta menjauh demi keselamatan. Selain itu, sektor selatan, tenggara, barat, dan timur laut gunung menjadi wilayah yang berisiko tinggi terhadap guguran lava, longsoran material, serta awan panas.

“Masyarakat maupun wisatawan diminta untuk tidak memasuki wilayah dalam radius aman yang telah ditentukan,” demikian pernyataan PVMBG dalam rilisnya.

Pihak otoritas juga memberikan imbauan agar warga tidak mudah panik ketika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari arah kawah gunung. Suara-suara tersebut merupakan bagian dari aktivitas vulkanik normal saat fase erupsi berlangsung.

Sebelumnya, aktivitas Gunung Ile Lewotolok memang menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, tercatat 56 kali letusan terjadi hingga dini hari sebelum erupsi pada Sabtu pagi.

Sebagai bagian dari sistem kewaspadaan bencana, petugas Pos Pengamatan terus melakukan pemantauan intensif selama 24 jam. Masyarakat juga didorong untuk mengikuti informasi resmi yang disampaikan oleh instansi terkait guna menghindari kepanikan akibat hoaks atau kabar tidak benar.

Pemerintah daerah setempat pun telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan aparat keamanan guna menyusun langkah tanggap darurat jika terjadi peningkatan aktivitas gunung api secara drastis.

Erupsi Gunung Ile Lewotolok ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan bencana geologi, terutama di kawasan timur Indonesia yang dikelilingi oleh gunung api aktif. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews