Letusan Semeru Lontarkan Abu 700 Meter

Letusan Semeru Lontarkan Abu 700 Meter

LUMAJANG – Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Jumat pagi (18/07/2025). Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, Semeru meletus sebanyak dua kali, memuntahkan abu vulkanik yang cukup tebal ke udara.

Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pertama terjadi pada pukul 06.22 WIB, disusul oleh letusan kedua pada pukul 07.04 WIB. Kolom abu tercatat membumbung setinggi sekitar 700 meter dari puncak gunung. Letusan tersebut disertai dengan getaran seismik yang terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi gempa selama 130 detik.

Mukdas Sofian, petugas pengamat Gunung Semeru dari PVMBG, menjelaskan bahwa kolom abu berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke wilayah utara.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal mengarah ke utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 130 detik,” demikian kutipan laporan tertulis Mukdas.

Meskipun letusan ini tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, masyarakat di sekitar gunung tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. PVMBG menegaskan bahwa status aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih berada pada Level II atau Waspada, dan belum menunjukkan peningkatan ke level yang lebih tinggi.

Sebagai langkah mitigasi, otoritas menetapkan zona larangan aktivitas sejauh 8 kilometer dari kawah aktif. Masyarakat juga diminta menjauhi aliran sungai yang berhulu dari puncak Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, yang menjadi jalur potensial awan panas guguran maupun aliran lahar. Radius aman minimum untuk wilayah aliran sungai ini adalah 500 meter dari tepi sungai dan hingga 13 kilometer dari kawah.

“Masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda awan panas guguran dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” tambah Mukdas.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di lereng dan kaki gunung diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari PVMBG dan tidak mudah percaya terhadap kabar yang tidak jelas sumbernya, khususnya dari media sosial yang belum terverifikasi.

Pihak berwenang terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas gunung. Di sisi lain, jalur pendakian Gunung Semeru masih ditutup sementara hingga 26 Agustus 2025 sehubungan dengan Hari Raya Karo, yang juga menjadi momen evaluasi keselamatan bagi pendaki dan warga sekitar.

Dengan riwayat letusan yang terjadi secara periodik, Gunung Semeru memang memerlukan perhatian khusus. Meski kali ini erupsinya belum menimbulkan bencana, kewaspadaan menjadi kunci utama guna mencegah risiko lebih besar di kemudian hari. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews