LEBAK – Suasana tenang di pesisir Pantai Legon Pari, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, mendadak riuh pada Minggu (10/08/2025) sore. Seorang petugas penjaga pantai (life guard) yang sedang berjaga menemukan seekor lumba-lumba terdampar. Mamalia laut tersebut diperkirakan memiliki panjang lebih dari satu meter.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB. Awalnya, petugas yang tengah berpatroli di tepi pantai melihat gerakan aneh di antara ombak. Saat didekati, terlihat seekor lumba-lumba berada di perairan dangkal dan sulit kembali ke laut lepas.
Ketua Balawisata (Balawista) Kabupaten Lebak, Erwin Komara Sukma, menceritakan proses evakuasi yang berlangsung penuh tantangan. “Petugas berulang kali mengembalikan lumba-lumba ke tengah laut, namun hewan tersebut kembali lagi ke tepi pantai,” ujar Erwin saat dihubungi, Senin (11/08/2025).
Menurut Erwin, kondisi lumba-lumba yang lemas dan terdapat sejumlah luka membuatnya kesulitan berenang normal. Karena khawatir akan keselamatannya, tim memutuskan untuk merawat hewan tersebut sementara waktu di lokasi yang lebih aman.
“Petugas akhirnya merawat sementara lumba-lumba karena kondisinya lemas dan banyak luka. Setelah sedikit membaik, barulah dikembalikan ke perairan,” jelasnya.
Proses pemulihan sementara dilakukan dengan memastikan lumba-lumba tetap berada di air bersih yang cukup dalam untuk bernapas, serta meminimalkan stres akibat terdampar. Setelah kondisinya mulai pulih, hewan tersebut dilepaskan kembali ke laut lepas dengan harapan bisa kembali bergabung dengan kelompoknya.
Hingga Minggu sore, tim Balawista masih melakukan pemantauan di sekitar lokasi untuk memastikan lumba-lumba tersebut tidak kembali terdampar. “Kami instruksikan agar anggota yang bertugas terus mengawasi sampai hewan tersebut benar-benar aman,” kata Erwin.
Peristiwa ini menarik perhatian warga setempat dan wisatawan yang tengah berlibur di Pantai Legon Pari. Beberapa di antara mereka mengabadikan momen penyelamatan dengan ponsel, namun petugas mengimbau agar masyarakat menjaga jarak demi kenyamanan dan keselamatan lumba-lumba.
Fenomena terdamparnya lumba-lumba bukan hal yang sepenuhnya asing di wilayah pesisir selatan Banten. Faktor seperti perubahan arus, cedera, sakit, atau disorientasi navigasi dapat menyebabkan mamalia laut ini salah arah dan terjebak di perairan dangkal.
Balawista Lebak mengingatkan, jika masyarakat menemukan satwa laut terdampar, langkah terbaik adalah segera melapor ke petugas penjaga pantai atau pihak terkait, bukan mencoba memindahkannya sendiri. Penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang hewan tersebut untuk bertahan hidup dan kembali ke habitat aslinya.
Kejadian di Pantai Legon Pari ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga ekosistem laut dan melindungi satwa yang hidup di dalamnya. Selain menjadi daya tarik wisata, laut yang sehat adalah rumah bagi beragam makhluk hidup yang harus dilestarikan. []
Diyan Febriana Citra.