MAGELANG – Magelang Ethno Carnival yang sedianya digelar di kawasan Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/08/2025), resmi dibatalkan. Keputusan ini diambil menyusul kericuhan yang terjadi sehari sebelumnya saat massa menggelar aksi protes di depan Markas Polres Magelang Kota.
Sekretaris Daerah Kota Magelang, Hamzah Kholifi, menyampaikan bahwa keputusan menunda acara tersebut tidak bisa dihindarkan. “Melihat situasi dan kondisi, karnaval kami tunda,” ujarnya di Polres Magelang Kota, Jumat malam. Ia menekankan bahwa faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama. “Kami mengutamakan keselamatan untuk semua,” lanjutnya.
Hamzah menambahkan, pihaknya sudah memberi tahu seluruh kontingen mengenai pembatalan acara budaya tahunan tersebut. Meski demikian, ia belum dapat memastikan kapan Magelang Ethno Carnival akan dijadwalkan ulang. “Kami harap para peserta bisa memahami,” pungkasnya.
Ribuan massa sebelumnya menggeruduk Mapolres Magelang Kota pada Jumat sore. Aksi itu merupakan bentuk solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring, yang dilaporkan tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya saat unjuk rasa di Jakarta sehari sebelumnya.
Koordinator Umum Aliansi Magelang Memanggil, Achmad Rizky Airlangga, menjelaskan bahwa rencana awal demonstrasi di Magelang berlangsung pada Sabtu dan Minggu (30–31/08/2025). Namun, pada Jumat, massa lebih dulu melakukan konsolidasi aspirasi di Taman Pancasila. Aksi ini melibatkan gabungan mahasiswa, organisasi masyarakat sipil, hingga komunitas pengemudi ojek daring.
Sayangnya, demonstrasi yang semula dimaksudkan berlangsung damai berakhir ricuh. Rangga, salah satu perwakilan aliansi, menegaskan pihaknya tidak menginginkan kerusuhan.
“Kami enggak mengharapkan untuk rusuh,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa bentrokan di depan Polres Magelang Kota terjadi di luar kendali Aliansi Magelang Memanggil.
Hingga kini, Polres Magelang Kota belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut. Namun, dampaknya terasa luas, termasuk pada sektor budaya dan pariwisata daerah. Magelang Ethno Carnival yang selama ini menjadi ikon budaya sekaligus daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara, harus tertunda.
Bagi masyarakat Magelang, karnaval ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga wadah menampilkan keberagaman seni, tradisi, dan potensi daerah. Penundaan acara tentu mengecewakan banyak pihak, terutama para pelaku seni yang telah mempersiapkan diri berbulan-bulan. Meski demikian, situasi keamanan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kondisi sosial-politik dapat berimbas langsung pada agenda budaya. Hingga penjadwalan ulang ditentukan, masyarakat masih menunggu kepastian kapan karnaval yang ditunggu-tunggu itu dapat digelar kembali. []
Diyan Febriana Citra.