Mantan Prajurit dan Relawan, Kopral Bagyo Wafat

Mantan Prajurit dan Relawan, Kopral Bagyo Wafat

SOLO – Dunia sukarelawan dan masyarakat Kota Solo kehilangan salah satu figur yang dikenal karena keberanian dan dedikasinya. Partika Subagyo Lelono, atau yang akrab disapa Kopral Bagyo, meninggal dunia pada Kamis (17/07/2025) pukul 14.20 WIB di kediamannya di Sumpingan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Almarhum wafat pada usia 61 tahun.

Kabar duka ini meninggalkan kesedihan mendalam, khususnya bagi kalangan relawan dan masyarakat yang mengenalnya. Kopral Bagyo bukan hanya dikenal sebagai mantan anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Solo, tetapi juga karena kiprahnya yang penuh semangat dan keberanian dalam berbagai aksi kemanusiaan serta demonstrasi ekstrem.

“Benar, beliau meninggal dunia kemarin sore. Kami sangat kehilangan sosoknya yang aktif dan berdedikasi tinggi di PMI Solo,” ujar Sumartono Hadinoto, Ketua PMI Kota Solo, ketika dikonfirmasi.

Setelah pensiun dari dinas militer, alih-alih memilih hidup tenang, Kopral Bagyo justru menempuh jalan pengabdian yang berbeda menjadi sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI). Di sinilah ia kembali memperlihatkan semangat juangnya, membantu penanganan bencana, donor darah, hingga edukasi kesehatan masyarakat.

Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Ia meninggalkan seorang istri, Windari Murwani Pancaningsih, dan tiga anak Ika Partika Febriani, Gideon Yudho Bangun Partika, serta Nina Christina Kefas Atmannes. Selain itu, ia juga dikaruniai empat cucu Dhio Pablo Mulyono, Davano Dirga Mulyono, Carlo Bangun Baldovino, dan Franca Christina Baldovino.

Rangkaian pelepasan jenazah Kopral Bagyo dilakukan pada Jumat (18/07/2025). Sebelum dimakamkan di TPU Astanalaya Krembyongan, Kelurahan Kadipiro, terlebih dahulu digelar prosesi penghormatan dan upacara keagamaan secara Kristen di rumah duka, yang dihadiri oleh kerabat, tetangga, dan para relawan PMI Solo.

Semasa hidupnya, Kopral Bagyo tak hanya dikenal karena jasa kemanusiaannya, tapi juga karena aksi-aksi nyentrik yang memancing perhatian publik. Ia pernah melakukan atraksi koprol dan terjun ke kolam dalam kampanye antinarkoba, serta jungkir balik di Monas sebagai bentuk kritik sosial. Aksi tersebut bukan hanya ekspresi personal, melainkan juga bagian dari upayanya menyuarakan nilai-nilai yang ia yakini penting bagi bangsa.

Keberanian dan dedikasinya menjadikan Kopral Bagyo lebih dari sekadar mantan prajurit ia adalah simbol keberanian warga biasa yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat. Di tengah maraknya figur publik yang hanya tampil saat sorotan kamera menyala, Kopral Bagyo adalah pengecualian: ia bekerja diam-diam namun dampaknya terasa luas. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews