DEPOK – Situasi di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Sabtu (30/08/2025) pagi, mendadak mencekam. Kericuhan pecah saat massa yang baru pulang dari aksi demonstrasi melintas di kawasan tersebut dan berhadapan dengan aparat kepolisian.
Bentrok terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Aparat yang berjaga menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Tembakan gas itu membuat warga sekitar kaget karena asap menyebar hingga ke area pemukiman di sekitar asrama Brimob.
Seorang warga yang tinggal di gang dekat lokasi mengaku terbangun karena suara gaduh dan teriakan orang-orang yang berlarian. “Pagi-pagi dah rame, orang-orang baru pulang demo. Dilempari bom air mata di depan Brimob. Pada kabur masuk ke gang,” ujarnya dalam sebuah rekaman video yang tersebar luas di media sosial.
Kesaksian serupa datang dari warga lain yang rumahnya persis di depan asrama. Ia menggambarkan kondisi yang berlangsung sangat mencekam. “Shik shak syok gak tuh kita, saya tinggal depan asrama Mako Brimob,” katanya.
Asap gas air mata membuat sejumlah penghuni rumah di sekitar lokasi memilih menutup pintu dan jendela rapat-rapat. Beberapa bahkan menyalakan kipas angin untuk menghalau gas yang sempat masuk ke dalam rumah.
Selain mengganggu warga, kericuhan juga berdampak pada arus lalu lintas. Jalan di depan Mako Brimob sempat lumpuh karena banyak pengendara motor dan angkot memilih memutar arah untuk menghindari kepulan gas air mata. Akibatnya, kemacetan tidak terhindarkan di beberapa titik sekitar Kelapa Dua.
Hingga Sabtu pagi, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut. Namun, sejumlah unggahan warganet menggambarkan bagaimana massa yang baru selesai berdemonstrasi di Jakarta terdesak saat melewati kawasan Brimob dan terlibat saling dorong dengan aparat.
Peristiwa ini menambah rangkaian kericuhan yang terjadi sejak aksi besar-besaran mahasiswa, buruh, dan kelompok masyarakat sipil pada Kamis (28/08/2025) lalu. Gelombang protes masih berlanjut di berbagai kota, termasuk Depok, dengan tensi yang belum sepenuhnya mereda.
Bagi warga sekitar, peristiwa pagi itu menimbulkan rasa takut sekaligus kekhawatiran akan keamanan lingkungan mereka. “Saya khawatir kalau ini berulang lagi. Kami yang tinggal di sini jadi ikut kena dampaknya,” kata seorang ibu rumah tangga yang enggan disebutkan namanya. []
Diyan Febriana Citra.